Jumat 03 Dec 2021 08:59 WIB

Tip Asah Skill Komunikasi untuk Persiapan Kerja

Skill komunikasi untuk persiapan kerja bisa diasah lewat aktif berorganisasi

Salah satu kemampuan soft skill yang harus di asah dan merupakan bagian yang sangat penting dalam penilaian kualitas SDM calon karyawan adalah kemampuan komunikasi. Keterampilan komunikasi jadi elemen penting yang dinilai bagaimana individu bisa bekerja sama dalam tim, menjalin hubungan sesama rekan kerja atau klien, hingga membangun networking (relasi) perusahaan.
Foto: UBSI
Salah satu kemampuan soft skill yang harus di asah dan merupakan bagian yang sangat penting dalam penilaian kualitas SDM calon karyawan adalah kemampuan komunikasi. Keterampilan komunikasi jadi elemen penting yang dinilai bagaimana individu bisa bekerja sama dalam tim, menjalin hubungan sesama rekan kerja atau klien, hingga membangun networking (relasi) perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dini Silvi Purnia/Dosen Universitas BSI kampus Tasikmalaya

Dunia Kerja menjadi salah satu target mahasiswa, saat memilih untuk melanjutkan perkuliahan. Setidaknya, dengan ijazah dan skill yang didapat saat kuliah, bisa menjadi bekal untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan. 

Sebagai calon karyawan, tentunya mahasiswa harus menyiapkan skill, baik dalam peningkatan atau penambahan kemampuan dalam hard skill maupun soft skill. Keduanya merupakan hal yang beriringan dan harus dimiliki oleh calon karyawan dalam dunia kerja. 

Salah satu kemampuan soft skill yang harus di asah dan merupakan bagian yang sangat penting dalam penilaian kualitas SDM calon karyawan adalah kemampuan komunikasi. Keterampilan komunikasi jadi elemen penting yang dinilai bagaimana individu bisa bekerja sama dalam tim, menjalin hubungan sesama rekan kerja atau klien, hingga membangun networking (relasi) perusahaan. 

Guna mengoptimalkan skill komunikasi, berikut tips dan trik mahasiswa dalam mengasah kemampuan tersebut untuk persiapan kerja:

1. Aktif Organisasi

Aktif pada organisasi kampus, menjadi sebuah pilihan mahasiswa berdasarkan hobi atau kebiasaan dari sekolah sebelumnya, yang membuat mereka ingin masuk dan merasakan bagaimana organisasi di tingkat perguruan tinggi.

Dampak positif dari aktif beroganisasi di kampus sangat besar sekali, salah satunya pada skill komunikasi. Secara tidak langsung mahasiswa akan membiasakan diri untuk berbicara di forum, menyampaikan ide, hingga melakukan presentasi. Tanpa disadari, lewat organisasi, skill komunikasi telah terasah dan tidak canggung atau takut berbicara di depan publik dalam dunia kerja. 

2. Aktif Kegiatan Masyarakat

Aktif mengikuti kegiatan di masyarakat, juga bisa menjadi solusi dalam melatih skill komunikasi. Organisasi seperti karang taruna, forum remaja atau tingkat RT/RW  merupakan pilihan tepat untuk mendorong kemampuan berkomunikasi. 

Bersosialisasi dengan masyarakat, melatih mahasiswa untuk bertukar pikiran, memecahkan masalah hingga menyampaikan ide di depan forum atau perkumpulan. Banyaknya kegiatan masyarakat seperti sosialisasi, gotong royong hingga perkumpulan warga jadi salah satu akses tepat untuk mendongkrak pribadi mahasiswa yang tergolong pemalu menjadi berani tampil di depan umum.

3. Melatih Komunikasi di Depan Orang Banyak

Komunikasi merupakan sebuah skill yang bisa di dapat dari kebiasaan berbicara. Sehingga mampu menambah jam terbangnya dalam komunikasi.  Melatih komunikasi di depan orang banyak, tidak harus dengan mengikuti seminar atau workshop public speaking, tapi bisa juga dengan melatihnya setiap waktu dan kesempatan. 

Contohnya saja, ketika mahasiswa melakukan presentasi tugasnya di depan kelas, tak sedikit mahasiswa yang mengalami demam panggung hingga tremor, karena tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak. 

Padahal presentasi di depan kelas menjadi langkah utama untuk menghilangkan rasa malu dan demam panggung, karena presentasi dilakukan kepada teman-teman sendiri yang telah dikenal. Sehingga, ketika mahasiswa harus berbicara di depan orang banyak yang tak dikenal, mereka tidak mengalami ketakutan yang berlebihan lagi. 

4. Melakukan Pengontrolan Emosi

Pengontrolan emosi dalam berkomunikasi ini sangat penting sekali, karena dengan pengontrolan ini, akan menghasilkan pesan yang mudah dipahami kepada audiens. Pengontrolan emosi ini akan menghasilkan intonasi dan pesan yang berbeda, misalnya ketika berbicara dengan emosi yang tidak terkontrol, maka akan menghasilkan intonasi dengan nada tinggi.

Audiens akan menangkap pesan yang kurang baik dan arogan, sehingga menyebabkan pesan yang disampaikan bisa menjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pentingnya pengontrolan emosi, membuat audiens paham apa yang disampaikan oleh pembicara. Pasang surut emosi seseorang, dapat mempengaruhi stigma audiens terhadap pembicara. 

Pengontrolan emosi dapat dilakukan dengan mencoba tarik napas sedalam-dalamnya kemudian menutup mata untuk menenangkan diri. 

5. Melakukan Persiapan

Berkomunikasi di depan forum atau orang banyak, sangat membutuhkan persiapan. Tentunya dimulai dari penguasaan materi, penguasaan kosa kata, banyak membaca untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan. Pelajari terlebih dahulu topik yang dibahas. 

Nantinya, saat seseorang berbicara, arah pembicaraan akan menjadi sambung-menyambung dan tidak keluar dari tema pembicaraan. Selain menguasai materi, pahami juga siapa audiens yang akan mendengarkan, hal ini untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan mudah dipahami oleh mereka. Dalam dunia kerja, memahami karakter seseorang juga menjadi poin penting untuk mengetahui bagaimana orang tersebut akan bekerja di suatu perusahaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement