Rabu 01 Dec 2021 16:58 WIB

Puluhan Balita di Garut Diduga Keracunan Makanan

Para balita mengalami gejala muntah dan mual usai mendapat makanan tambahan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ilham Tirta
Keracunan massal (ilustrasi)
Foto: Antara
Keracunan massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Belasan balita di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, diduga mengalami keracunan makanan. Para balita itu mengalami gejala muntah dan mual usai mengikuti kegiatan pemberian makanan tambahan oleh UPT Puskesmas Guntur pada Selasa (30/11).

"Iya ada 24 balita yang bergejala, empat orang di antaranya dirawat. Tiga orang di rumah sakit dan satu orang di puskesmas," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (1/12).

Baca Juga

Ia mengaku belum menerima laporan lengkap terkait peristiwa itu. Namun, ia memastikan balita yang mengalami dugaan keracunan makanan telah ditangani.

Berdasarkan informasi awal, puluhan balita yang mengalami gejala keracunan makanan itu sebelumnya mengikuti kegiatan percepatab penaganan gizi anak, yang diselenggarakan oleh salah satu puskesmas pada Selasa (30/11). Dalam kegiatan itu, para balita diberi makanan bergizi oleh petugas puskesmas.

"Jadi (yang ikut) anak-anak yang TBC atau memang keluarganya ada yang TBC. Jadi dikasih makanan bergizi," kata dia.

Menurut Leli, ada empat jenis makanan yang diberikan kepada para balita itu. Salah satunya adalah soto.

Setelah itu, pada Selasa malam, terdapat laporan adanya balita yang mengalami gejala keracunan. Ketika itu, petugas kesehatan langsung melakukan penanganan. Leli belum bisa memastikan penyebab kejadian itu. "Ini lagi diambil sampelnya nanti," kata dia.

Sementara itu, Lurah Kota Wetan, Galih Mawariz mengatakan, kegiatan itu dilakukan oleh UPT Puskesmas Guntur. Pihak kelurahan hanya menyediakan tempat untuk pelaksanaan kegiatan. Sementara pihak yang pertanggung jawab adalah puskesmas.

"Kelurahan hanya menyediakan tempat, karena ini kan program dari Puskesmas UPT Guntur. Apalagi ini program kesehatan yang harus didukung. Penanggung jawab itu semua puskesmas," kata dia.

Dalam kegiatan itu, UPT Puskesmas Guntur menyediakan sekitar 100 paket makanan untuk balita. Program itu dilakukan dalam rangka pemberian makanan tambahan untuk balita.

Menurut Galih, balita yang mengikuti kegiatan itu diperkirakan mencapai 100 orang. Setelahnya, terdapat sekitar 19 orang balita yang mengalami gejala mual dan muntah.

"Nah yang dirawat empat orang, tapi dari laporan terakhir, tinggal dua orang yang masih dirawat. Satu di RS Annisa queen, satunya di Puskesmas Tarogong. Sudah ditangani secara baik dan sudah berangsur pulih," kata dia.

Ia belum bisa memastikan penyebab para balita itu mengalami gejala mual dan muntah usai mengikuti kegiatan tersebut. Menurut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut masih melakukan uji laboratorium sampel makanan untuk memastikan penyebabnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement