Rabu 01 Dec 2021 06:12 WIB

Wiku: Penyintas Covid-19 Bisa Kembali Tertular Omicron

Wiku Adisasmito mengimbau agar Indonesia tetap mewaspadai masuknya varian Omicron

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar Indonesia tetap mewaspadai masuknya varian Omicron yang kini telah ditemukan di sejumlah negara.  (ilustrasi)
Foto: AP/Tatan Syuflana
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar Indonesia tetap mewaspadai masuknya varian Omicron yang kini telah ditemukan di sejumlah negara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar Indonesia tetap mewaspadai masuknya varian Omicron yang kini telah ditemukan di sejumlah negara. Ia menyampaikan, berdasarkan bukti awal menunjukan kemungkinan peningkatan risiko kembali tertular bagi para penyintas Covid-19 jika dibandingkan dengan varian lainnya.

Namun demikian, kata dia, informasi ini masih sangat terbatas dan masih dalam proses penelitian. "Dikatakan bahwa bukti awal menunjukan mungkin ada peningkatan risiko tertular kembali untuk orang yang sudah pernah mengalami Covid dibandingkan dengan varian lainnya,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (1/12).

Baca Juga

Karena itu, lanjut dia, sebagian besar negara di dunia khususnya yang tengah mengalami peningkatan kasus, telah mengambil langkah antisipasi untuk mencegah masuknya varian Omicron. Tujuh negara pun telah mengkonfirmasi temuan kasus Omicron seperti Italia, Jerman, Belanda, Inggris, Australia, Kanada, dan juga Israel.

“Dari tujuh negara tersebut ternyata enam negara di antaranya saat ini tengah menunjukan kenaikan kasus. Bahkan Italia, Jerman, dan Belanda mengalami kenaikan kasus yang sangat tajam. Hanya Israel yang saat ini tren kasusnya belum menunjukan kenaikan,” jelas dia.

Selain ketujuh negara tersebut, sejumlah negara lainnya juga memberlakukan kebijakan pengetatan, seperti di Jepang yang melarang kedatangan seluruh WNA meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus Omicron di negara tersebut.

Sedangkan Taiwan yang sudah memberlakukan pembatasan border yang sangat ketat, tidak berencana mengubah kebijakannya terhadap varian Omicron. Sementara di Singapura dan Malaysia yang sudah menutup negaranya hampir dua tahun mulai memperbolehkan kedatangan WNA yang sudah divaksin lengkap.

“Meskipun demikian, kedua negara ini mempertimbangkan penutupan border kembali setelah ditetapkannya varian Omicron sebagai varian of concern atau VOC oleh WHO,” kata Wiku.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement