REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Mata hadir di Kampung Cikoneng 3, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Ahad (28/11). Anis Matta yang hadir bersama Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah dan Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Shiddiq disambut kader, simpatisan, dan warga setempat serta kesenian tradisional reak.
Anis Matta datang ke kampung yang terletak di kaki Gunung Manglayang itu untuk mendeklarasikan perlawanan terhadap perubahan iklim karena sudah dalam kondisi darurat. Kaki Gunung Manglayang sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah resapan air di kawasan Bandung Raya.
Deklarasi ini juga menandai gerakan perlawanan perubahan iklim malalui gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon secara serentak oleh seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora di seluruh Indonesia.
"Kita berkumpul hari ini untuk memulai satu tekad, di Kampung Cikoneng ini, kita ingin deklarasikan semangat melawan perubahan iklim karena Indonesia sudah menghadapi darurat perubahan iklim," ujar Anis.
Anis mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sejak revolusi Industri telah membawa dampak besar. Yakni, kerusakan lingkungan. Hal ini, mengakibatkan perubahan iklim yang memicu berbagai bencana alam, seperti longsor, banjir, hingga perubahan iklim.
Akibat perubahan suhu, kata dia, udara naik begitu cepat. Sehingga, perlahan-lahan semua akan merasakan bukan hanya banyaknya bencana longsor, banjir, kebakaran hutan, tapi yang lebih buruk tempat hunian perlahan-lahan semakin tidak nyaman dihuni.
"Kalau planet ini tidak nyaman dihuni, tidak enak lagi kita mengucapkan I love you kepada kekasih kita karena planet yang kita tempati tidak nyaman dan semua kemakmuran ini tidak bisa kita nikmati kalau tempat hunian tidak nyaman akibat bencana, akibat perubahan iklim," papat Anis.
Anis mengatakan, gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon sebagai wujud kecintaan seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora kepada Tanah Air sekaligus memperkokoh kehadiran Partai Gelora. Gerakan ini, akan berlanjut hingga dua tahun ke depan. Diakuinya, gerakan ini juga berkaitan dengan upaya Partai Gelora untuk meraih kesuksesan di ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Gerakan ini akan memperkokoh keberadaan Partai Gelora karena kita tidak hanya ada di permukaan bumi, melainkan juga di dalam tanah dengan pohon yang kita tanam," katanya.
Anis mengatakan, politik yang selama ini dianut Indonesia adalah politik kelompok yang berdampak pada banyaknya 'tembok penghalang'. Akibat banyaknya dinding pemisah itu, Anis menilai bahwa kerja sama seluruh elemen bangsa sering sulit dilakukan.
Menurut Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Jawa Barat, Haris Yuliana, gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon merupakan sebuah gerakan besar dan strategis dalam melawan isu perubahan iklim. Tidak hanya di Indonesia, kata Haris, namun juga di seluruh dunia.
"Jadi, ini adalah sebuah gerakan besar gerakan strategi, dan gerakan perlawanan," kata Haris seraya berharap Jabar menjadi titik ledak perubahan iklim yang diharapkan membawa perubahan bagi global, khususnya Indonesia.