REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya mengimbau pendukung tim sepak bola Persebaya Surabaya yang akrab disapa Bonek menunda rencana demonstrasi yang menurut jadwal digelar pada Kamis (25/11) hari ini. Sepanjang Kamis akan ada tiga rencana kegiatan demonstrasi.
"Selain aksi unjuk rasa bonek, juga ada aksi dari pengungsi asal negara Afganistan di depan Kantor Konsulat Jenderal Australia di Surabaya. Selain itu, yang melibatkan massa dengan jumlah cukup besar adalah aksi unjuk rasa buruh," kata Kepala Polrestabes Surabaya, Komisaris Besar Akhmad Yosep Gunawan, kepada wartawan di Surabaya, Rabu (25/11) malam.
Ia memastikan, tiga kegiatan aksi unjuk rasa itu mendapatkan pengamanan. Namun, menurut dia, sebaiknya salah satunya ditunda dulu agar personel kepolisian bisa fokus melakukan pengamanan pada aksi unjuk rasa buruh yang melibatkan massa cukup besar.
Menurut laporan yang masih di Polrestabes Surabaya, massa yang terlibat dalam aksi buruh sebanyak 6.000 orang. "Untuk itu, malam ini sedang kami koordinasikan dengan tokoh-tokoh Bonek dan juga Yayasan Suporter Surabaya atau YSS. Mudah-mudahan teman-teman bonek bisa memahami dan membantu agar Surabaya tetap kondusif," ujarnya.
Rencananya, Kamis, Bonek menggelar aksi unjuk rasa terkait mafia sepak bola. Sementara dia memastikan menyiapkan sebanyak 1.500 personel yang fokus utamanya melakukan pengamanan aksi unjuk rasa buruh dengan jumlah massa sebanyak 6.000 orang.
Ribuan personel itu tidak hanya berasal dari Polrestabes Surabaya, melainkan dari kepolisian sekitar, seperti Polres Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Mojokerto dan Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Selain itu, pengamanan aksi unjuk rasa yang berlangsung pada hari ini juga dibantu aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan mengerahkan personel sebanyak enam satuan setingkat kompi. Masing-masing dari TNI AD yang dibantu Komando Daerah Militer V/Brawijaya dengan mengerahkan sebanyak tiga SSK, serta dari TNI AL yang dibantu Komando Armada II dengan mengerahkan sebanyak tiga SSK.