Selasa 23 Nov 2021 03:10 WIB

Wali Kota Depok Launching D’Sunting Menara

Program ini merupakan upaya menciptakan generasi yang cerdas di masa depan.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Depok, Mohammad Idris
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Wali Kota Depok, Mohammad Idris

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok, Mohammad Idris, secara resmi melaunching Program Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D'Sunting Menara) di Balai Kota Depok Senin (22/11). Program ini merupakan upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas di masa depan.

"Saya meminta kepada seluruh Perangkat Daerah (PD) dan stakeholder yang termasuk dalam program D'Sunting Menara untuk berkomitmen menjalankan program tersebut. Sebab, program ini merupakan upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas di masa depan. Cerdas dalam segala aspek fisik, otak, mental, dan spiritualnya. Tentunya hal ini bagian dari usaha kita semua wujudkan anak Kota Depok melalui pencegahan dan penanganan stunting berbasis kemandirian keluarga," ujar Idris.

Baca Juga

Menurut Idris, program D'Sunting Menara juga salah satu bagian dari upaya Pemerintah Kota Depok mendukung Zero New Stunting sesuai Rancanangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun 2023. "Masyarakat harus mengubah mindset bahwa stunting dapat terjadi pada semua kalangan. Penanganannya ada pada masalah gizi di Posyandu, pengetahuan orang tua terkait cara pengasuhan harus diperhatikan sehingga tidak terjadi stunting," jelasnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Agustus tahun 2020 ada 5.718 dari 107.710 balita atau 5,3 persen anak mengalami stunting. Jumlah ini mengalami penurunan pada Februari 2021 menjadi 4,7 persen atau ada 4.923 dari 102.815 balita stunting.

"Meski terjadi penurunan kasus namun terdapat wilayah yang mengalami kenaikan angka stunting. Oleh sebab itu, dirinya menginstruksikan kecamatan dan kelurahan melakukan validasi data tersebut. Permasalahan stunting dapat terjadi di kota-kota urban seperti Depok, saya minta segera divalidasi datanya sesuai by name by address dan Nomor Induk Kependukakan (NIK)," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement