Selasa 23 Nov 2021 02:00 WIB

Peningkatan Kompetensi Para Guru pada Era Pandemi

Guru harus selalu memperbaharui tiga aspek penting dalam proses mengajar.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Doni A Koesoema
Foto:

Jaka menyampaikan, pada umumnya kondisi guru di Indonesia saat ini bisa dibagi menjadi tiga. Pertama, guru yang pedagogignya bagus, tapi lemah di pemahaman materi dan keterampilan di bidang teknologi. Kedua, guru yang pedagogis dan penguasaan materinya bagus, tapi penguasaan teknologinya kurang. Kemudian, guru yang di sudah bagus dalam ketiga aspek tersebut.

"Kalau tiga hal ini dimiliki oleh guru, maka guru itu adalah guru yang ideal dan profesional. Akan dengan mudah berinovasi dalam mengelola pembelajaran, baik itu pembelajaran tatap muka atau pembelajaran melalui jarak jauh," jelas dia.

Dia melihat, banyak guru yang panik ketika awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia disebabkan oleh minimnya keterampilan di bidang teknologi. Akibatnya, banyak guru yang mengelola pembelajaran jarak jauh dengan tidak optimal, yang membuat banyak anak frustrasi dan orang tua emosi karena merasa anaknya seolah tidak diajar.

"Kenapa guru-guru kita banyak yang panik? Karena guru-guru kita ini pada umumnya keterampilan di bidang teknologi masih sangat kurang. Sehingga, ketika terjadi pandemi, banyak guru yang mengelola pembelajaran itu tidak optimal," ujar dia.

Sementara Direktur Seamolec, Alpha Amirrachman, mengungkapkan, pola pembelajaran menjadi salah satu pola yang diprediksi tidak akan banyak mengalami perubahan setelah masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan, ada keefektivitasan dan keefisiensian dalam mengajar atau bekerja yang dilakukan dengan metode jarak jauh.

"Ada efisiensi mengajar atau bekerja secara jarak jauh. Karena ternyata kita tidak harus selalu untuk bertemu. Bahkan silaturhami terjalin lebih erat di era pandemi ini tanpa harus ketemu misalnya," ucap Alpha dalam webinar yang sama.

Terkait pembelajaran, dia menyampaikan, setelah pandemi Covid-19 berlangsung selama kurang lebih dua tahun terakhir ini, didapatkan adanya mata pelajaran yang tidak memerlukan pertemuan tatap muka. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada saat ini, beberapa mata pelajaran dapat diajarkan secara jarak jauh kepada para peserta didik.

"Jadi ada hal-hal yang akan tetap berlangsung. Jadi pola hibrida itu akan berlangsung dan kita harus siap menerima penyesuaian-penyesuaian itu," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement