REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara menyatakan sedikitnya 426 hektare (ha) tanaman padi petani di kabupaten itu terancam gagal panen atau puso akibat banjir.
"Hingga saat ini, ada 426 hektare tanaman padi terendam banjir dan terancam puso atau gagal panen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi di Lhokseumawe, Selasa (16/11).
Erwandi merincikan sawah yang terendam banjir yakni di Kecamatan Banda Baro dengan luas 41 hektare, Kecamatan Matang Kuli dengan luas 192 hektare. Kemudian, Kecamatan Pirak Timu dengan luas 173 hektare, Kecamatan Simpang Keramat dengan luas 15 hektare dan Kecamatan Syamtalira Bayu dengan luas lima hektare.
"Padi puso itu terjadi apabila minimal terendam tiga hari tanpa surut. Untuk itu, kami tunggu beberapa hari lagi, apakah ada puso dan ini terus di pantau petugas," kata Erwandi.
Erwandi mengatakan, petugas terus memantau persawahan yang terendam banjir. Dari pemantauan tersebut dua hektare tanaman padi milik petani sudah dipastikan gagal panen karena banjir.
Saat ini, kata Erwandi, banjir tersebut sudah surut. Namun, jika banjir terus merendam tanaman padi petani beberapa hari ke depan, dipastikan 426 hektare tanaman tersebut terkena puso dan gagal panen. "Kami berharap banjir susulan tidak terjadi dalam waktu dekat. Apalagi saat ini akan memasuki musim panen. Kami berharap hal ini tidak terjadi, sehingga petani Aceh Utara tidak mengalami kerugian," kata Erwandi.