Selasa 16 Nov 2021 19:56 WIB

Jempol Greenpeace untuk Pengakuan Deforestasi Sintang Jokowi

Jokowi mengatakan banjir Sintang terjadi karena rusaknya daerah tangkapan hujan.

Sejumlah anak berenang di lapangan volley yang terendam banjir di Desa Semuntai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (15/11/2021). Sebanyak enam kabupaten di Kalimantan Barat yaitu Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang, Kapuas Hulu dan Ketapang terendam banjir akibat tingginya curah hujan selama hampir empat pekan terakhir.
Foto:

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengimbau warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di saat darurat. "Seperti saat proses evakuasi maupun di pos pengungsian," kata Muhari dalam keterangannya, Selasa (16/11).

Sementara itu, BPBD Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pelayanan kepada warga terdampak, khususnya di pos pengungsian. Pos pengungsian didukung oleh pos lapangan yang tersebar di 5 titik. Kendali penanganan darurat berada di bawah pos komando (posko) yang berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang. Untuk mendukung pelayanan makan dan minum para penyintas, posko mengoperasikan 36 dapur umum di 12 kecamatan yang terdampak banjir.

Data per Selasa (16/11), jumlah warga terdampak mencapai 35.807 KK atau 124.497 jiwa, sedangkan mereka yang mengungsi berjumlah 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian.

Perkembangan di sektor energi, bencana banjir menyebabkan 77 gardu PLN mengalami gangguan. Dari total gardu terdampak, sebanyak 16 gardu sudah berfungsi normal, sedangkan 61 lainnya masih padam. Pihak PLN terus melakukan perbaikan di lapangan dengan memperhatikan faktor keselamatan petugas.

Peristiwa banjir di Kabupaten Sintang ini terjadi sejak 21 Oktober 2021 lalu. Banjir melanda setelah hujan ekstrem mengguyur sehingga debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap. Tak hanya itu, pada bagian hilir, pasang laut terjadi sehingga aliran sungai terhambat dan banjir bertahan hingga kini.

Situasi banjir yang merendam beberapa kecamatan ini masih menyebabkan sebagian warga mengungsi ke pos pengungsian. Muhari menerangkan sebagian besar desa yang terdampak berada di bantaran sungai Kapuas dan Sungai Melawi. "Salah satu penyebabnya karena berkurangnya tempat penyerapan air saat debit hujan tinggi, karena sebagian lahan sudah berubah menjadi tambang dan perkebunan sawit," kata Muhari.

Oleh karenanya, lanjut Muhari, restorasi ekosistem dan restorasi lingkungan mutlak dilakukan oleh pemerintah dalam program jangka panjang , agar banjir dalam jangka waktu yang panjang tidak kembali terjadi. Hingga kini, BNPB masih berada di lokasi untuk memonitor kondisi lapangan dan pendampingan posko penanganan banjir yang menerjang 12 kecamatan. Kedua belas wilayah administrasi terdampak yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Sintang, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sintang Setina mengatakan berbagai kebutuhan korban banjir bisa terpenuhi karena banyak bantuan datang. "Misalnya, masyarakat kekurangan air bersih, ada PDAM dan beberapa perusahaan air minum kemasan yang memberikan bantuan air bersih dalam kemasan dan menyalurkan air bersih di dapur umum yang ada. Begitu juga untuk kebutuhan gas elpiji, juga dipenuhi oleh pihak Pertamina," tuturnya.

Ia juga mengemukakan hal yang lebih membahagiakan dan membuatnya terharu saat tukang sayur dan pemilik toko sembako juga ikut mengantar sayur dan bahan pokok ke dapur umum untuk turut memberikan bantuan. "Ini benar-benar pemandangan yang membuat saya terharu dan membuktikan bahwa semangat bantu-membantu masyarakat masih sangat tinggi. Ini luar biasa sekali dan di tengah bencana ini, justru menunjukkan sisi kemanusiaan kita masih sangat luar biasa," katanya.

Sejak banjir di Sintang pada 27 Oktober hingga 16 November, pihaknya dengan dibantu beberapa ormas serta lembaga lain berupaya keras memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjadi korban banjir. "Kebetulan untuk dapur umum utama kita fokuskan di halaman kantor Dinsos Sintangdan kita menyiapkan 1.500 sampai 1.800 kotak nasi per hari yang disalurkan untuk masyarakat korban banjir dan para relawan yang turun membantu masyarakat," tuturnya.

Sejak 27 Oktober-16 November, pihaknya sudah mendistribusikan 27.000 kotak berisi nasi di Sintang. "Kami mencatat ada 370 relawan yang terdiri dari berbagai unsur termasuk mahasiswa yang membantu kita dalam penanggulangan banjir ini. Mereka bekerja secara bergantian dan ini tentu sangat membantu masyarakat," katanya.

photo
Fenomena La Nina (Ilustrasi) - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement