REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Dinas Sumber Daya Air, Dudi Gardesi Asikin, mengatakan, sejauh ini pihaknya telah menyiapkan infrastruktur pengendali banjir. Khususnya, untuk menghadapi efek lanjutan dari La Nina yang akan terjadi di Indonesia, terutama Jakarta.
Dia menyebutkan, persiapan infrastruktur dimulai dengan melakukan pengerukan dan penambahan kapasitas daya tampungnya di saluran, waduk hingga embung. “Kemudian kesiapan dari alat-alat berat kita. Alat-alat berat kita optimalkan pemanfaatannya sehingga ada kurang lebih di 104 lokasi dengan kekuatan alat sebanyak 288,” jelas Dudi di akun YouTube Pemprov DKI, dikutip Republika.co.id, Senin (15/11).
Lanjut dia, kesiapan lain juga dilakukan dengan menyiagakan pompa pengendali banjir, baik itu statis ataupun mobile. Selain, juga mengutamakan dari drainase vertikal. “Nah, pembangunan drainase vertikal ini di samping utamanya adalah untuk mengisi kembali terhadap air tanah, tetapi juga diminta bisa membantu genangan yang sifatnya lokal,” tutur dia.
Dudi memerinci, sejauh ini DKI Jakarta sudah melakukan pengerukan terhadap 32 waduk, situ, embung dengan volume pengerukan 626.546 meter kubik. Kemudian, pengerukan 53 kali/sungai dengan volume pengerukan 533.048 meter persegi.
Dikatakan, menyoal pengerukan hingga data 1 November lalu, ada 1.051 saluran PHB dengan volume pengerukan sekitar 132.477 meter kubik.
Khusus pompa pengendali banjir, diakuinya, telah ditempatkan di 108 lokasi dengan jumlah unit sebanyak 496. Jumlah itu, diakui dia berkapasitas 518,47 M3/s. Khusus pompa mobile, kata Dudi, saat ini berjumlah 329, dan 67 pompa underpass.
Sementara untuk tahun 2021 ini, berdasarkan data DSDA, target pembangunan 25.647 titik drainase vertikal akan dilakukan. Jumlah itu, untuk menyerap 68.038 meter kubik air, dan telah dibangun di 12.482 titik.