Ahad 14 Nov 2021 21:53 WIB

Cuaca Ekstrem Diperkiran Terjadi Hingga Awal Tahun Depan

BMKG memperkirakan akhir tahun ini masih menjadi awal musim hujan di Indonesia.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nora Azizah
BMKG memperkirakan akhir tahun ini masih menjadi awal musim hujan di Indonesia.
Foto: Antara/Arnas Padda
BMKG memperkirakan akhir tahun ini masih menjadi awal musim hujan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia akan terus terjadi hingga awal tahun depan. BMKG memprediksi kalau akhir tahun masih merupakan awal periode musim penghujan di Nusantara.

"Kemudian Januari-Februari umumnya periode puncak musim hujan, sehingga pada akhir tahun dan awal tahun sering terjadi cuaca ekstrim di Indonesia," kata Kepala Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko di Jakarta, Ahad (14/11).

Baca Juga

Dia menerangkan, akhir dan awal tahun (Desember, Januari, Februari) umumnya merupakan periode puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Dia melanjutkan, kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi musim di Indonesia turut mempengaruhi variabilitas musim.

Hary mengatakan, musim hujan umumnya ditandai dengan intensitas hujan yang lebat bahkan ekstrem, frekuensi yang lebih sering dan periode yang lebih lama. Dia mengungkapkan, hal inilah mengapa cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi lebih sering terjadi pada awal dan akhir tahun.

"Meskipun kenyataan sekarang ini hampir setiap bulanya wilayah Indonesia akan mengalami fenomena atau gangguan cuaca ekstrim, karena saking luasnya dan uniknya variasi iklim di Indonesia," katanya.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan. Hary mengatakan,  hujan intensitas lebat-sangat lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

"Kami menghimbau masyarakat juga terus mengupdate informasi dari BMKG sebagai lembaga otoritas resmi pemerintah yang secara day to day terus memantau perkembangan cuaca dan iklim termasuk fenomena-fenomena iklim lainya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement