Jumat 12 Nov 2021 18:44 WIB

Banjir Rendam Tujuh Kecamatan di Kabupaten Katingan

BPBD masih mendata kerugian materil yang ditimbulkan atas kejadian bencana itu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Pantauan udara titik- titik banjir yang masih terendam dan masih terisolir wilayah Kota Palangka Raya dan Kabupaten Katingan (ilustrasi)
Foto: Pemprov Kalteng
Pantauan udara titik- titik banjir yang masih terendam dan masih terisolir wilayah Kota Palangka Raya dan Kabupaten Katingan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30 hingga 50 sentimeter melanda Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Kondisi itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (10/11) pukul 19.00 WIB. Banjir kemudian merendam tujuh kecamatan.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan mencatat lokasi terdampak banjir per Jumat (12/11), meliputi Kecamatan Katingan Hulu, Kecamatan Marikit, Kecamatan, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan Tewang Sangalang Garing dan Kecamatan Katingan Hilir," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/11).

Baca Juga

Ia menambahkan, kerugian materil yang ditimbulkan atas kejadian bencana tersebut masih dalam pendataan BPBD Kabupaten Katingan. Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.

Lebih lanjut BPBD Kabupaten Katingan terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dalam upaya percepatan penanganan banjir Kabupaten Katingan. Adapun kondisi saat ini dilaporkan bahwa tinggi muka air mengalami peningkatan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan prakiraan cuaca yang menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, sampai Kamis (18/11). BMKG juga menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia juga akan mengalami fenomena La Nina hingga Februari 2022, yang mana pada kondisi itu terjadi peningkatan intensitas hujan dan dapat berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

"Menyikapi adanya prakiraan cuaca dan peringatan dini dari BMKG tersebut, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan yang ada di daerah agar mengambil langkah mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan," katanya.

Ia menambahkan, upaya pencegahan itu harus dilaksanakan melalui sinergitas seluruh unsur mulai dari pemerintah, komunitas, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. Hal itu sebagaimana yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo, bahwa pencegahan dan mitigasi harus diutamakan dalam penanggulangan bencana. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement