Jumat 12 Nov 2021 16:58 WIB

Rencana Pembangunan Stoplet Sukaresmi Ditanggapi Positif

Lahan seluas 2 hektare di kawasan tersebut sudah dibebaskan Pemkot Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, di lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Jalan Raya Cilebut, Tanah Sareal, Kota Bogor yang rencananya akan dibangun Stoplet Sukaresmi.
Foto: shabrina zakaria
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, di lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Jalan Raya Cilebut, Tanah Sareal, Kota Bogor yang rencananya akan dibangun Stoplet Sukaresmi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Rencana pembangunan stasiun kecil atau Stoplet Sukaresmi di kawasan Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor berlanjut. Teranyar, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendapat respon baik dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), terkait kelanjutan rencana pembangunan stoplet tersebut.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan lahan seluas 2 hektare di kawasan tersebut sudah dibebaskan oleh Pemkot Bogor. Dia berharap, ada tindak lanjut dari rencana pembangunan yang sudah ada sejak 2016 ini.

Baca Juga

“Harapan kami setelah kita memiliki aset yang diperuntukan Stoplet Sukaresmi ini, pihak pemerintah pusat dalam hal ini PT KAI dan PT KCI dapat menindaklanjuti dengan pembangunan lanjutan,” ujar Dedie kepada Republika, Jumat (12/11).

Dedie menjelaskan, desain awal dari Stoplet Sukaresmi sudah ada sejak 2016. Diperkirakan ada sedikit perubahan penyesuaian jika pembangunan tersebut terealisasi. Kendati demikian, Dedie mengatakan, PT KAI juga menyampaikan beberapa alasan belum terealisasikannya rencana pembangunan Stoplet Sukaresmi. Salah satunya karena pandemi Covid-19, dimana PT KAI harus memprioritaskan beberapa hal dari anggaran yang ada.“Maka sempat terbengkalai rencana pembangunan Stoplet Sukaresmi. Tetapi dengan pertemuan kemarin, ada sedikit harapan rencana untuk meneruskan rencana pembangunan stoplet tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dedie mengatakan, jika Stoplet Sukaresmi tidak dapat terealisasi, Pemkot Bogor memiliki rencana lain. Yakni dengan membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di lahan tersebut.

Agar warga setempat tidak lagi membangun bangunan tidak berizin di area lahan tersebut, pihak kelurahan, kecamatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan RT/RW setempat dikerahkan untuk memberikan keamanan. “Insya Allah aman. Sudah dipasang tanda lahan Pemkot Bogor. Kalaupun masih ada yang bandel, kita tertibkan kembali,” tuturnya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, Pemkot Bogor awalnya ingin agar aset tersebut dibangun stoplet atau Stasiun Sukaresmi. Sebab asumsi pada perencanaan Kota Bogor, bangkitan perjalanan di Stasiun Bogor jumlahnya mencapai ribuan orang rata-rata per hari.

“Nah dengan adanya stasiun Sukaresmi, akan menjadi retribusi pergerakan orang. Diharapkan yang ke Bogor Barat, Tanahsareal hingga Bogor Utara, bisa turun disitu. Nanti disambung dengan BRT, bus antar moda ke Bubulak, ke Bogor Utara, ke (Jalan) Sholeh Iskandar hingga Tanahasareal,” jelasnya.

Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Syach mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan rutin di lahan milik Pemkot Bogor tersebut. Sejauh ini, kata dia, kondisi dan situasi di lahan tersebut masih aman dari pihak-pihak tidak berwenang.

Sebelum diratakan, kawasan tersebut dikuasai oleh bangunan-bangunan liar yang digunakan menjadi tempat berjualan. “Sejauh ini aman. Ada pengawasan rutin dari Satpol PP Kecamatan Tanah Sareal. Saya juga sambil cek sesekali,” kata Agustian.

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement