Di tempat yang sama, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga memuji Presiden Jokowi. Paloh mengaku keputusan partainya mendukung Jokowi sejak awal merupakan keputusan tepat. "Kita bersyukur sekali lagi di bawah kepemimpinan yang begitu piawai, dengan segala kerendahan hati, terbuka mau menerima masukan, mau menerima kritik, mau menerima bahkan caci-maki, bangsa ini bisa berdiri secara tegak dan mendapatkan apresiasi daripada bangsa-bangsa lain di permukaan bumi ini," kata Paloh, Kamis (11/11).
Nasdem juga menegaskan kembali dukungannya untuk Jokowi adalah dukungan tanpa syarat. "Jadi, tidak salah, tepat sekali ketika sejak awal kita mendukung Presiden Jokowi tanpa syarat," ujarnya disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Bahkan, Paloh menegaskan, jika dibolehkan konstitusi, Nasdem akan tetap mengusung Jokowi untuk memimpin Indonesia pada pemilu yang akan datang. "Kalau saja konstitusi kita tidak membatasi masa jabatan presiden itu hanya dua kali, saya tidak perlu lagi menjawab pertanyaan para kader partai ini, siapa calon presiden kita ke depan sesudah Jokowi. Siapa? Karena pasti iramanya, tone-nya sama dari atas sampai bawah, dari pimpinan sampai kader paling terendah, jawabannya satu, ya pasti Jokowi kembali," kata Paloh.
Pada perayaan satu dekade Partai Nasdem, Paloh mengaku 10 tahun merupakan usia yang relatif masih muda bagi sebuah partai politik. "Tapi, bagi Nasdem kita telah banyak memetik pelajaran yang berharga. Satu proses learning by doing dari kesalahan, kesilapan, kebodohan yang pernah kita alami bersama," ujarnya.
Dirinya mengaku bangga di tengah krisis pandemi Indonesia tetap bertahan. Bahkan keberhasilan Indonesia juga diapresiasi oleh bangsa lain. Hal itu menurutnya tidak lepas dari peran Presiden Jokowi. "Berbasiskan pada stabilitas nasional yang dimiliki, kemampuan administratif roda pemerintahan yang kita dukung di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo inilah yang memberikan implikasi yang cukup berarti hingga peran dan eksistensi parai ini dan fungsi-fungsi yang lebih diintensifkan sedemikian rupa dapat kita jalankan. Dan itulah kondisi objektif yang ada pada saat ini," katanya menjelaskan.