Kamis 11 Nov 2021 14:07 WIB

Kurangi Impor, Kemendes Luncurkan Program Desa Peternakan

Indonesia masih defisit dalam memenuhi kebutuhan daging sapi.

Rep: Febryan A/ Red: Fuji Pratiwi
Peternakan sapi (ilustrasi). Kemendes PDTT akan meluncurkan program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan.
Foto: ANTARA/NOVA WAHYUDI
Peternakan sapi (ilustrasi). Kemendes PDTT akan meluncurkan program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan. Program ini bertujuan meningkatkan produksi daging sapi nasional. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, menjelaskan, program ini dibuat setelah ia berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait cita-cita Indonesia swasembada pangan, beberapa waktu yang lalu. Sebab, saat ini Indonesia masih defisit dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. 

Baca Juga

Berdasarkan data 2021, kata Halim, diperkirakan kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700.000 ton/tahun atau setara 3,6 juta ekor sapi. Padahal produksi daging sapi nasional per tahun tidak lebih dari 550.000 ton. 

"Situasi ini menunjukkan jika Indonesia masih mengalami defisit daging sapi dan harus bergantung pada impor sebanyak 26,4 persen," kata Halim saat membuka Bimbingan Teknis Pengelolaan Peternakan Terpadu Berbasis Perdesaan oleh BUM Desa Bersama di Yogyakarta, Rabu (10/11), sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemendes PDTT pada Kamis (11/11).

Oleh karenanya, Kemendes membuat program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan. Program ini, kata Halim, menggunakan konsep peternakan komunal yang dikelola Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma). 

Peternakan komunal ini akan memadukan peternakan sapi, ayam, ikan air tawar, tanaman sayur-sayuran, serta mengelola kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik. "Melalui peternakan terpadu, desa-desa berpotensi meningkatkan kemampuan ekonomi warga desa, dan memenuhi kebutuhan pangan desa. Bahkan kebutuhan pangan Indonesia, khususnya pangan hewani akan tercukupi dari desa," kata Halim

Tahun ini, lanjut Halim, ada tujuh percontohan Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan. Setelah enam bulan berjalan, tujuh desa percontohan ini akan dievaluasi. Tiga desa terbaik akan dinobatkan sebagai duta desa, yang akan diajak keliling Indonesia untuk berbagi pengalaman dengan desa-desa lainnya. 

"Nanti kita jadikan narasumber untuk sosialisasi, biar cerita kesuksesannya dan menularkan pengalaman dan pengetahuan pengelolaan peternakan di desanya kepada desa yang lain," kata Halim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement