Rabu 10 Nov 2021 03:31 WIB

IBSW Dukung Langkah Kepala KSP Terkait Apkasindo

Moeldoko memfasilitasi pertemuan Apkasindo dengan Duta Besar Uni Eropa.

Warga berada di perkebunan kelapa sawit Leuwidamar, Lebak, Banten, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga berada di perkebunan kelapa sawit Leuwidamar, Lebak, Banten, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko menjembatani dan memfasilitasi petemuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, mendapat dukungan Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW).

Direktur Eksekutif IBSW, Nova Andika menilai langkah Moeldoko memberi secercah harapan bagi para petani sawit di Indonesia. “Bersyukur sekali pertemuan para petani kelapa sawit dengan Dubes Uni Eropa terjadi. Semoga ini menjadi langkah awal menjawab pertanyaan besar para petani kelapa sawit kita,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/11). 

Sebelumnya, pada tahun 2018, sebagaimana dilansir situs resmi Europa.eu, Uni Eropa menetapkan Renewable Energy Directive (RED) II dan telah menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 40 persen pada tahun 2030.

Selain itu, lembaga studi kebijakan dan kampanye lingkungan di Eropa menyebutkan bahwa proses produksi biodiesel sawit menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat besar. 

Kendati demikian, dari audiensi ini, Nova menilai para petani dapat menyiapkan upaya-upaya konkret agar kelapa sawit bisa tembus ekspor Eropa.

Dari pertemuan yang diprakarsai Moeldoko, Nova menyatakan, yang digarisbawahi Uni Eropa adalah soal keberlanjutan biofuel yang berasal dari kelapa sawit, bukan pada kelapa sawitnya. “Penegasan dari KSP Moeldoko benar benar membuka mata teman teman Asosiasi,“ kata dia.

Menurut dia, Uni Eropa masih membutuhkan kelapa sawit. “Toh pada akhirnya mereka juga yang sangat butuh. Hal ini terbukti terjadi kenaikan sekitar 26 persen pada 2020. Kita juga mendukung dan sama berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Agar win win solution, Uni Eropa sebaiknya memberikan knowledge transfer kepada para petani Indonesia agar dapat tembus pasar Eropa. Jika itu bisa, maka kebutuhan akan kelapa sawit Eropa akan terpenuhi dari ekspor kelapa sawit Indonesia,” kata dia.

Nova mengungkapkan, sektor kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu andalan dan dapat menambah kas masuk negara. Dia pun berharap apa yang dilakukan Moeldoko membuat geliat ekspor kelapa sawit nasional semakin naik dan menumbuhkan ekonomi nasional.

"Yang jelas langkah Pak Moeldoko ini sangat penting dalam konteks ekonomi nasional dan masa depan kelapa sawit kita," ujar dia.

Sebelumnya, Moeldoko menerima audensi dan memfasilitasi pertemuan Apkasindo dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, Senin (8/11). Pertemuan tersebut dilakukan di Gedung Bina Graha, Jakarta guna mencari titik temu terkait permasalahan sawit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement