Selasa 09 Nov 2021 18:56 WIB

Warga Tasikmalaya Diminta Waspadai Ancaman DBD

Sejak awal tahun sudah ada 625 kasus DBD di Kota Tasikmalaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, terdapat penambahan kasus DBD sejak Oktober dan November 2021. Secara keseluruhan, sejak awal tahun hingga 9 November 2021, sudah ada 625 kasus DBD di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia.
Foto: istimewa
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, terdapat penambahan kasus DBD sejak Oktober dan November 2021. Secara keseluruhan, sejak awal tahun hingga 9 November 2021, sudah ada 625 kasus DBD di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai mengancam warga di Kota Tasikmalaya. Musim hujan yang baru datang beberapa pekan terakhir, menjadi pemicu meningkatnya kasus DBD di Kota Tasikmalaya. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, terdapat penambahan kasus DBD sejak Oktober dan November 2021. Secara keseluruhan, sejak awal tahun hingga 9 November 2021, sudah ada 625 kasus DBD di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia.

"Musim hujan saat ini juga berpotensi menyebabkan kasus DBD meningkat lagi," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (9/11).

Asep menyebutkan, pada Nomvember ini saja kasus DBD telah bertambah sebanyak 20 kasus. Per hari ini, masih ada sekitar 11 orang pasien DBD yang masih menjalani perawatan. 

Ia mengakui, kasus DBD saat ini memang tak separah tahun sebelumnya. Pada 2020, kasus DBD hingga September saja sudah mencapai sekitar 1.200 kasus.

Kendati demikian, Asep mengatakan, warga mesti tetap mewaspadai ancaman DBD. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD. Sebab diprediksi akan ada peningkatan yang signifikan. 

"Harus digencarkan lagi program PSN. Soalnya, dari kasus yang meninggal, saat kita selidiki itu di rumahnya memang ada sarang nyamuk di belakang kulkas, dispenser, dan tempat-tempat yang tidak diperhatikan," kata dia.

Ia menambahkan, hampir seluruh wilayah Kota Tasikmalaya memiliki risiko yang sama untuk terserang DBB. Namun, wilayah yang biasa menjadi lokasi endemik di antaranya adalah Kecamatan Kawalu, Mangkubumi, Bungursari, Cihideung, Tamansari, dan Cipedes.

Sementara itu, di Kabupaten Ciamis, Bupati Herdiat Sunarya mengajak masyarakat melakukan 3M plus yakni menguras, menutup, mendaur ulang, dan menghindari gigitan nyamuk, di lingkungan rumah, perkantoran dan tempat lainya. Selain itu, masyarakat diminta memperkuat dengan G1R1J, yaitu Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik). Ia juga meminta para camat dan kepala desa dapat menyosialisasikan program 3M plus dan G1R1J kepada masyarakat. 

"Update kasus DBD di Ciamis sampai tanggal 8 November 2021 tercatat untuk penderita sebanyak 226 kasus, meninggal 1 kasus. Total 227 kasus," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement