Ahad 07 Nov 2021 18:57 WIB

Pameran Lukis Luring Kembali Digelar di Jakarta

"Born to be Jagoan" jadi pameran lukis luring pertama di Jakarta selama pandemi.

Pameran lukis luring pertama di Jakarta bertajuk
Foto: ANTARA/Ricky Prayoga
Pameran lukis luring pertama di Jakarta bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Born to be Jagoan" karya pelukis KRHT Sulistyo Hadinagoro menjadi pameran seni pertama di Jakarta, setelah hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda. Pameran berlangsung selama sepekan, pada 7-16 November 2021 di Kuntskring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat.

Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Sri Kusumawati, mengatakan, ini pameran pertama secara luring setelah hampir dua tahun tidak ada kegiatan pameran akibat pandemi Covid-19. "Saya terharu menghadiri dan membuka pameran ini, karena inilah pameran seni rupa pertama yang diselenggarakan secara luring sejak pandemi Covid-19 di Jakarta," kata dia, Ahad (7/11).

Baca Juga

Ati menyebut, perasaan haru itu muncul karena selama hampir dua tahun praktis tidak ada pameran secara langsung di galeri-galeri seni atau di tempat lainnya, karena adanya pembatasan kegiatan akibat Covid-19. Kalaupun ada, kata dia, pameran dilakukan secara virtual yang tentu memberikan kepuasan berbeda bagi penikmat seni yang biasa menikmati langsung setiap goresan pelukis di pameran umumnya.

"Pameran 'Born to be Jagoan' yang menggambarkan sosok kuat, mandiri, tegar, dan tidak mudah menyerah itu, semoga bisa ditransfer pada keadaan saat ini," ujarnya.

Menurut dia, para jagoan juga harus waspada dan hati-hati karena Covid-19 belum hilang sepenuhnya. "Mudah-mudahan pameran ini menjadi penanda pameran-pameran selanjutnya bisa dilaksanakan secara luring," ujar Ati.

Seniman lukis dalam pameran tunggal 'Born to be Jagoan', KRHT Sulistyo Hadinagoro, menjelaskan, pameran yang berlangsung hingga 16 November 2021 ini menampilkan 30 lukisan karyanya yang seluruhnya menjadikan hewan ayam jago sebagai objek lukisan.

"Ini pameran tunggal yang ke-31, saya tetap menampilkan objek jago sebagai ide kreativitas saya, yang mewakili semangat patriotisme, keberanian dan nasionalisme," ujar Sulistyo di lokasi pameran.

Dia menilai, berbagai ide kreativitas bisa dituangkan dalam figur ayam jago yang menurutnya sangat menarik untuk diekspresikan menjadi satu karya yang memberikan nilai estetika tinggi. "Seperti Indonesia merdeka pada tahun 1945 itu terlahir dengan shio ayam jago juga," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement