REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ditargetkan rampung Desember, pembangunan fase awal Masjid Agung Kota Bogor di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, baru mencapai 37 persen. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta ada tambahan pekerja dan waktu kerja atau shift agar Masjid Agung bisa selesai tepat waktu.
“Tahun ini pengerjaan Masjid Agung fokus untuk membangun atap dan kolom spiral. Saya cek sudah (mencapai) 37 persen. Ada deviasi sekitar 9 persen,” ujar Bima Arya, Sabtu (6/11).
Dalam pembangunan fase awal ini, Bima Arya melihat ada faktor cuaca dan teknis yang mempengaruhi pengerjaan. Dia pun meminta agar pekerja dan waktu kerja pengerjaan Masjid Agung juga ditambah.
Kualitas dan keamanan dari proses pembangunan juga harus dijaga dan diperhatikan. “Saya tidak mau ada keterlambatan. Jadi, diusahakan kerja keras supaya tepat waktu. Karena ditunggu umat Muslim se-Kota Bogor,” tegasnya.
Di samping itu, dia mengaku akan mengawasi proyek ini secara intens untuk memastikan pengerjaan Masjid Agung ini tepat waktu. Pengerjaan fase ini dianggarkan Rp 31 miliar dan diharapkan bisa terserap maksimal hingga akhir 2021.
Untuk tahun depan akan dianggarkan Rp 27 miliar untuk pembangunan interior masjid. “Insya Allah akhir tahun depan sudah bisa dimanfaatkan untuk ibadah. Kemudian 2023 berlanjut lagi extension untuk nyambung ke alun-alun, termasuk fasad-fasad sehingga terintegrasi dengan alun-alun,” ujar Bima Arya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Chusnul Rozaqi mengaku akan meminta kontraktor untuk memaksimalkan pengerjaan dengan menambah pekerja, waktu kerja, dan menambah alat. Dengan penambahan itu, akan ada dua kelompok pekerja di sisi belakang dan sisi samping. Dimana pengerjaan difokuskan pada struktur atap, atap, dan kolom spiral hingga akhir tahun ini.
“Tahun 2022 kita fungsionalkan sampai kepada lantai dan interiornya. Tahun 2023 dilanjutkan fasad dan extension-nya yang akan terintegrasi dengan alun-alun,” kata Chusnul.