Jumat 05 Nov 2021 22:53 WIB

La Nina Datang, Bencana Alam Landa Sejumlah Daerah

Sejumlah wilayah dilanda bencana hidrometeorologi dalam beberapa hari terakhir.

Tim SAR gabungan bersama warga membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian.
Foto:

Sementara di wilayah Jawa Barat, bencana tanah longsor terjadi di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, pada Kamis (4/11) kemarin. Setidaknya, terdapat dua titik bencana longsor yang mengakibatkan belasan warga mengungsi dan jalan kabupaten terputus. 

Camat Talegong, Frederico Fernandes mengatakan, bencana tanah longsor terjadi di Kampung Sawah Lega, Desa Sukamaju, dan Kampung Ciwaru, Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong. Di Kampung Sawah Lega, material longsor menimpa ladang sawah dan mengancam rumah warga.

"Di Kampung Sawah Lega, tanah longsor sepanjang 250 meter dan lebar 10 meter merusak hamparan sawah warga seluas 2.500 meter," katanya, Jumat (5/11).

Ia menambahkan, pihak Kecamatan Talegong bersama warga sekitar juga telah memmbuat saluran air guna menekan dampak dari bencana longsor. Sebab, wilayah itu masih berpotensi longsor susulan.

"Kita sambil memantau juga, kalau hujan deras, warga di kampung itu akan dievakuasi ke tempat aman semua," ujarnya.

Sementara di Kampung Ciwaru, tebing di sisi jalan mengalami longsor dan menutup akses jalan kabupaten sepanjang sekitar 20 meter. Akibatnya, kendaran roda empat maupun roda dua tak bisa melintasi jalan itu.

Menurut Frederico, warga sekitar telah berupaya melakukan pembersihan material longsor yang menutup jalan secara manual sejak Jumat pagi. Menurut dia, akses jalan kini sudah biasa dilewati kembali, meski masih riskan. Sebab, masih ada potensi terjadi longsor susulan.

Bencana hidrometeorologi juga terjadi di wilayah Jawa Timur. Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sebanyak 15 desa terendam banjir akibat luapan Kali Lamong usai curah hujan tinggi melanda kawasan itu pada Jumat (5/11) dini hari. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Tarso Sagito, mengatakan belasan desa yang terendam itu berada di tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Benjeng, Balongpanggang serta Kedamean.

"Saat awal naiknya debit air Kali Lamong sudah kami laporkan, hal ini disebabkan terjadinya intensitas hujan yang tinggi," kata Tarso, kepada wartawan di Gresik, Jumat (5/11).

Tarso menjelaskan, pada Kamis (4/11) sekitar pukul 22.00 WIB Kali Lamong sudah mulai meluap, dan merendam beberapa desa di Balongpanggang dan Benjeng, kemudian Jumat siang, hingga sore ini banjir terus meluas. Tarso menyebut, belasan desa yang dilaporkan terkena dampak banjir akibat luapan Kali Lamong itu di antaranya Desa Dapet, Banjaragung, Wotansari, Karangsemanding, Sekarputih, Pucung, Lundo, serta Bulurejo.

BPBD Gresik mencatat, untuk rumah yang terendam sekitar 600 rumah lebih, ditambah ratusan hektare sawah serta sejumlah akses jalan dan protokol desa.

Tarso mengakui, luapan Kali Lamong sudah menjadi momok tahunan bagi warga Gresik Selatan apabila musim hujan datang. Selain di Gresik, bencana hidrometorologi juga terjadi berupa banjir bandang yang menerjang Kota Batu, Malang. "Laporan korban meninggal yang tadi malam (Kamis, 4 November 2021) lima orang. Hari ini (Jumat, 5 November 2021) diketemukan lagi jadi enam orang. Dan sudah teridentifikasi oleh pihak kepolisian," ucap Wakil  Wali Kota Batu, Punjul Santoso, Jumat (5/11).

Selain data korban, Punjul juga mengungkapkan, laporan kerusakan atau kerugian rumah maupun benda akibat banjir bandang. Berdasarkan data yang diterima pada Jumat (5/11) pukul 15.00 WIB, ada 22 rumah dan benda yang rusak akibat bencana tersebut.  Untuk menangani bencana ini, Pemkot Batu telah menyiapkan sejumlah upaya. Beberapa di antaranya kaji cepat dan mengevakuasi korban serta membersihkan material. Pada proses ini, Pemkot Batu dibantu sejumlah pihak termasuk TNI, Polri, Polda dan sebagainya.

Hal yang pasti, kata Punjul, pihaknya merekomendasikan tim untuk segera mencari korban yang belum ditemukan hingga saat ini. Kemudian melakukan pendataan kebutuhan darurat logistik serta obat-obatan. Lalu melanjutkan pembersihan material banjir bandang yang juga dibantu oleh sejumlah pihak.

"Berikutnya, kita juga melakukan perbaikan kerusakan akibat banjir tersebut," ucapnya.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang Kota Batu setelah hujan deras mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11). Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, terdapat enam titik yang mengalami banjir. Lokasi tersebut antara lain Dusun Sambong, Jalan Raya Dieng, Dusun Beru, Dusun Sumberbrantas, Jalan Raya Selecta dan Dusun Gemulo.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito, meminta empat provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan mewaspadai dampak fenomena La Nina. Ganip mengatakan perkembangan La Nina diprediksi akan terjadi hingga medio Februari 2022, dengan intensitas hujan tinggi dan beberapa daerah yang diprediksi mengalami banjir.

"Pada empat provinsi tersebut, pada level lebih kecil kabupaten dan kota, kewaspadaan dan mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan," ujar Ganip dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Menghadapi La Nina.

Ganip memaparkan data dari 17.032 kejadian bencana, yang paling tinggi angkanya pada periode 2016-2020 adalah bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem.Tujuh provinsi tercatat mengalami kejadian bencana paling tinggi yakni Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Sementara di tahun 2021 tercatat hingga 3 November dari 2.242 kejadian bencana, yang paling mendominasi adalah banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Ganip mengatakan wilayah kabupaten/kota di Indonesia yang perlu menjadi atensi kewaspadaan diantaranya di Jawa Barat yakni Bogor, Sukabumi, Kota Bogor, Bandung, dan Bandung Barat.kemudian di Jawa Tengah yakni Cilacap, Kota Semarang, Banyumas, Magelang dan Wonogiri. Selanjutnya di Jawa Timur yakni Ponorogo, Trenggalek, Situbondo, Jember, dan Nganjuk.Terakhir di Sulawesi Selatan yakni Banreng, Barru, Bone, Bulukumba, dan Enrekang.

Sebab, bencana seringkali terjadi di wilayah-wilayah tersebut dalam rentang waktu 2016-2020. Sehingga, Ganip meminta atensi semua pihak untuk kewaspadaan bencana hidrometeorologi dari dampak fenomena La Nina yang beriringan dengan periode puncak musim hujan.

"Kita harus mengetahui ancaman, maka kita bisa menentukan strategi menghadapi bencana. Saya yakin tiap BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sudah membuat rencana kontijensi," katanya.

Ganip memberikan arahan untuk mengantisipasi dampak La Nina kepada BPBD di seluruh daerah diantaranya melakukan apel kesiapsiagaan, penyusunan rencana kontjensi, menetapkan status siaga darurat jika diperlukan, melakukan giat kesiapsiagaan. Kemudian memperkuat sistem peringatan dini berbasis masyarakat, serta memastikan jejaring komunikasi peringatan dini. 

 

Selain itu, untuk upaya mitigasi potensi bencana hidrometeorologi basah, arahan Kepala BNPB diantaranya penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, penguatan tanggul sungai, penguatan lereng baik menggunakan beton maupun vegetasi, pemeliharaan drainase permukaan dan pemangkasan pohon lapuk. Kemudian upaya kesiapsiagaan potensi bencana diantaranya mengamati peringatan di dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penetapan jalur evakuasi, penetapan rambu daerah rawan bencana, sistem peringatan dini berbasis masyarakat, jejaring komunikasi berbasis masyarakat, dan melakukan simulasi evakuasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement