Kamis 04 Nov 2021 15:25 WIB

Petani di Garut Meninggal Terseret Arus Sungai Cibera

Saat sedang menyeberang tiba-tiba arus Sungai Cibera menjadi deras.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Tiga petani di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, terseret arus Sungai Cibera, saat pulang dari ladangnya, Rabu (3/11). Satu di antara tiga petani itu ditemukan meninggal dunia.
Foto: Foto : MgRol112
Tiga petani di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, terseret arus Sungai Cibera, saat pulang dari ladangnya, Rabu (3/11). Satu di antara tiga petani itu ditemukan meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Tiga petani di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, terseret arus Sungai Cibera, saat pulang dari ladangnya, Rabu (3/11). Satu di antara tiga petani itu ditemukan meninggal dunia.

Kapolsek Cibalong, AKP Saep Balya mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di Kampung Gunung Gadung, Desa Cigaronggong. Tiga orang yang terseret arus itu diketahui bernama Abdul Wahab (26), Iki, dan Epik.

“Saat itu, ketiga korban diketahui pulang dari kebun pada siang hari. Kebetulan, jalan pulang ini mereka harus menyeberangi Sungai Cibera,” kata dia, Kamis (4/11).

Namun, AKP Saep menjelaskan, saat sedang menyeberang tiba-tiba arus Sungai Cibera menjadi deras. Ketiga orang itu akhirnya terseret arus sungai.

Dua di antara tiga petani itu berhasil menyelamatkan diri. Namun, korban bernama Abdul Wahab terbawa derasnya arus Sungai Cibera.

Menurut Kapolsek, dua orang yang berhasil selamat langsung meminta pertolongan kepada warga sekitar. Aparat kepolisian yang mendapat informasi itu langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pencarian.

“Korban baru berhasil ditemukan pada Rabu sore. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," ujar Saep.

Ia menyebutkan, korban ditemukan dengan jarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Setelah ditemukan, korban akhirnya diserahkan kepada keluarganya.

Dengan adanya kejadian tersebut, Saef mengimbau warga untuk berhati-hati saat melintasi sungai. “Ini harus diperhatikan karena saat ini sedang musim hujan. Arus air dapat berubah sewaktu-waktu dan membahayakan,” kata Saef.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement