REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Nilai ekspor Sumatra Utara hingga kuartal III 2021 mencapai mencapai 8,634 miliar dolar AS atau sudah lebih besar dari realisasi sepanjang 2020.
"Pada Januari-Desember 2020 nilai ekspor Sumatra Utara sebesar 8,084 miliar dolar AS, sementara hingga kuartal III 2021 sudah lebih besar atau sebesar 8,634 miliar dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut), Syech Suhaimi, di Medan, Selasa (2/11).
Sementara nilai ekspor Sumut pada kuartal III 2020 sebesar 5, 843 miliar dolar AS. Menurut Suhaimi, kenaikan nilai ekspor itu didorong kenaikan volume dan harga jual berbagai komoditas ekspor.
Volume ekspor Sumut pada kuartal III 2021 itu, misalnya sudah 6.995.621 ton, sedangkan periode sama 2020 masih 6.623.431 ton.Volume dan harga jual komoditas yang naik itu, khususnya berupa golongan lemak dan minyak hewan, nabati serta karet dan barang dari karet.
Nilai ekspor golongan lemak dan minyak hewan/nabati pada kuartal III sudah sebesar 3,776 miliar dolar AS atau naik 68,72 persen dari periode sama pada 2020. Sementara karet dan barang dari karet juga naik 53,50 persen dari periode sama tahun 2020 atau menjadi sebesar. 1,207 miliar dolar AS.
"Dipastikan nilai ekspor menguat lagi di kuartal IV sehingga devisa Sumut 2021 jauh lebih tinggi dari total ekspor 2020," kata Suhaimi.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah menyebutkan, volume dan nilai ekspor karet yang trennya naik itu dampak menguatnya permintaan setelah mengalami gangguan pada awal pandemi Covid-19. Meski permintaan banyak, tetapi pengapalan atau ekspor agak terganggu karena kesulitan mendapatkan palet-metalbox masih berlanjut.
"Jadi ada penahanan ekspor walau permintaan banyak. Akibatnya, kenaikan volume ekspor belum terlalu signifikan walau permintaan banyak," kata Edy.