Selasa 02 Nov 2021 19:12 WIB

Kehebatan S-500, Sistem Pertahanan Rudal Rusia Seri Terbaru

S-500 sebagai respons atas rencana AS menggelar sistem rudal di Eropa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Sistem misil S-400 milik Rusia. Rusia kini mengembangkan seri teranyar S-500.
Foto:

Terlepas dari pasukan kedirgantaraan dan pertahanan udara, Putin menyerukan untuk meningkatkan dan melengkapi kembali angkatan laut dengan senjata terbaru.  "Pekerjaan untuk memperbarui armada sangat penting, strategis, dan penting bagi Rusia,” katanya.

Seperti dilansir Sputnik News, S-500 Prometey adalah sistem rudal permukaan-ke-udara generasi berikutnya dengan jangkauan sekitar 600 kilometer. Kehebatan dari sistem ini adalah dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik antarbenua, rudal jelajah hipersonik, dan pesawat terbang. Persenjataan rudal hipersonel diyakini akan menjadi tren di masa depan. China baru-baru ini dilaporkan telah menggelar tes rudal hipersonik. AS pun sudah mempunyai senjata itu dan akan segera mengujinya. 

Perhatian Barat

Kehadiran sistem pertahanan S-500 Rusia diyakini akan mendapat perhatian AS dan sekutunya di negara Eropa. Apalagi jika sistem persenjataan canggih ini dijual ke negara-negara lain. yang dianggap bisa mengancam Paman Sam dan sekutu. 

Sebagai gambaran, pejualan S-400 AS ke Turki telah membuat Paman Sam geram. AS menjatuhkan sanksi ke Turki dengan menggunakan beleid CAATSA (Countering America's Adversaries through Sanctions Act). Ankara tidak diiikutkan dalam program jet tempur canggih AS terbaru F-35.

Turki punya alasan sendiri memiliki S-400 pada 2017 lalu. Sistem persenjataan ini dinilai sudah memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh Turki. Kemudian, menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ankara membeli S-400 karena mereka tidak bisa membeli sistem pertahanan rudal Patriot AS. 

S-400 Triumph atau dikenal oleh NATO dengan nama kode SA-21 Growler adalah sistem rudal anti-pesawat yang memiliki jangkauan maksimum 400 kilometer dan dapat mencapai target pada ketinggian hingga 27 kilometer. Sistem ini bergerak dan mencakup pusat kendali dan beberapa elemen peluncuran rudal, yang masing-masing terdiri dari hingga 12 peluncur.

Armada itu dibuat oleh produsen senjata milik Rusia Almaz-Antey yang menjadi sasaran sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) atas tindakan Moskow di Ukraina. S-400 dikembangkan untuk menghancurkan jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik, dan drone. Media Rusia mengklaim bahwa S-400 lebih unggul dari rival buatan Prancis atau AS.

"Rusia dan sebelum mereka Uni Soviet selalu memimpin dalam teknologi rudal. Alasannya adalah bahwa Amerika dan Barat memproduksi pesawat yang lebih baik," pakar militer Inggris dari Universitas Birmingham, Richard Connolly, dikutip dari DW September 2020 lalu.

Menjual ke India

Selain ke Turki, Rusia menjual S-400 ke India. Pengiriman S-400 diharapkan akan dikirimkan sebalum akhir tahun. Namun tidak hanya S-400, Rusia juga dapat memasok sistem pertahanan yang terbar S-500 ke India dan China.

Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer (FSMTC), Dmitry Shugaev, mengatakan Rusia dapat memasok sistem rudal anti-pesawat S-500 terbaru ke India dan Cina di masa depan. Lembaganya pun akan mempertimbangkan setiap permintaan potensial secara individual.

"Kami sedang mempertimbangkan India, serta Cina dan semua negara bagian di mana kami memiliki kemitraan lama dan hubungan timbal balik yang dapat diprediksi, sebagai pemilik masa depan dari sistem mutakhir ini", kata Shugaev dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement