Selasa 02 Nov 2021 17:23 WIB

IDI: Kasus Melandai Hingga Januari, Indonesia Masuk Endemi

IDI mengingatkan kondisi dua bulan ke depan menentukan fase endemi Covid-19.

Warga menjalani test Covid-19 di Altomed, Kelapa Gading, Jakarta. Skrining, pelacakan kontak, dan vaksinasi Covid-19 harus terus dijalankan untuk mengawal proses menuju endemi.
Foto:

Dalam wawancara terdahulu dengan Republika.co.id, epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, perbedaan antara situasi pandemi dan endemi. Situasi endemi terjadi ketika Covid-19 sudah bisa dianggap seperti flu, batuk, atau pilek yang biasa terjadi.

"Kalau endemi itu bisa nanti dua, tiga, atau empat tahun lagi, itu ketika penyakitnya biasa terjadi. Sepanjang tahun ada malaria, flu, batuk, atau pilek, itu namanya endemi, penyakitnya jadi standar terjadi dalam keseharian," jelas Dicky.

Hanya saja, saat endemi itu juga mungkin saja terjadi hiperendemi, yakni ketika penyakit tersebut kembali meningkat. Dicky mencontohkan seperti flu bisa terjadi peningkatan seperti di luar negeri saat musim dingin atau di Indonesia terjadi pada saat pancaroba.

"Di negara lain, flu juga menyebabkan kematian tiap tahun, data konteks yang menganggap flu itu biasa tidak seperti endemi, artinya tidak emergency, karena sudah banyak yang divaksinasi, masyarakat juga tidak susah mendapatkan fasilitas kesehatan," jelas Dicky.

Oleh karenanya, upaya transisi yang dilakukan adalah tetap disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan 3T, yakni tracing (pelacakan), testing (pengujian), dan treatment (perawatan). Menurut Dicky, semua hal itu tetap menjadi solusi efektif untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

Dicky juga mengingatkan, protokol kesehatan tidak cukup hanya 3M, tapi harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi. Respons atau strateginya tetap sama dalam menghadapi pandemi maupun endemi, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement