Senin 01 Nov 2021 17:55 WIB

Kemiskinan di Afghanistan, Nenek Jual Cucu, Ayah Jual Anak

UNDP memperkirakan angka kemiskinan di Afghanistan bisa mencapai 97 persen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).
Foto:

Perbankan di Afghanistan kehabisan uang. Bahkan pegawai negeri di Afghaniatan belum menerima gaji, dan harga pangan melonjak.  IMF mengatakan  ekonomi Afghanistan akan berkontraksi hingga 30 persen tahun ini, dan mungkin memicu krisis pengungsi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mendesak Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melanjutkan dukungan pembiayaan ke Afghanistan. Sejak Taliban kembali berkuasa, Afghanistan mengalami kekurangan anggaran untuk rekonstruksi dan pembangunan.

"Afghanistan membutuhkan kebangkitan di semua lini, dan pembangunan adalah prioritas utama,” kata Wang.

Wang memperbarui seruan kepada Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya untuk mencabut sanksi sepihak terhadap Afghanistan. Wang juga menyerukan agar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyediakan lebih banyak vaksin dan pasokan medis untuk membantu Afghanistan memerangi Covid-19.

Cina akan mengirim bantuan kemanusiaan darurat senilai 30 juta dolar AS ke Afghanistan. Wang mengatakan, Cina selalu menyerukan komunitas internasional untuk melibatkan Taliban, dan bukan mengisolasi mereka.

"Kesan saya secara keseluruhan adalah bahwa Taliban sangat ingin melakukan dialog dan kerja sama dengan pihak luar, dan bahwa mereka serius tentang hal ini,” kata Wang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement