Senin 01 Nov 2021 16:16 WIB

Syarat Hidup Bareng Covid: Paspor Vaksin dan tanpa Karantina

Mulai November, sejumlah negara Asia mulai menerapkan hidup berdampingan dengan Covid

Rep: Kamran Dikarma/Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang yang memakai masker melewati spanduk yang berharap untuk mengatasi krisis COVID-19 di sebuah jalan di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 13 Juli 2021. Mulai November, sejumlah negara Asia mulai menerapkan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Foto:

Kamboja sudah memvaksinasi hampir 86 persen penduduknya yang memenuhi syarat sebagai penerima vaksin. Dua juta warganya telah menerima suntikan booster. Sebanyak 300 ribu anak sekolah usia lima tahun dijadwalkan mulai menerima vaksin pada Senin.

Dengan angka demikian, Kamboja menjadi salah satu negara dengan tingkat inokulasi tertinggi di Asia. Rasionya mirip dengan Singapura. Hun Sen mengungkapkan pemerintah memiliki pasokan 10 juta dosis vaksin Covid-19 untuk booster. Negara tersebut pun tengah memesan lebih banyak dosis tambahan.

Kamboja sudah mencatatkan lebih dari 118.522 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 2.788 jiwa. Kasus dan kematian baru sebagian besar tercatat tahun ini. Kamboja telah menuai pujian karena dianggap menjadi salah satu negara yang berhasil menangani dan mengendalikan pandemi.

Di Thailand, ratusan wisatawan asing yang sudah divaksin dijadwalkan tiba di Bangkok pada Senin (1/11). Para wisatawan itu merupakan pengunjung pertama Thailand dalam 18 bulan terakhir yang tak perlu menjalani karantina Covid-19.

Thailand berusaha bangkit dari pandemi yang memporak-porandakan industri pariwisata. Pemerintah memberi lampu hijau pada turis yang sudah divaksin dari 60 negara lebih termasuk wisatawan dari Amerika Serikat dan China.

Beberapa negara Eropa juga masuk dalam daftar wisatawan yang sudah divaksin lengkap dapat masuk Thailand tanpa dikarantina. Thailand berharap dapat menarik banyak turis dari dunia bagian utara yang ingin menghindari musim dingin.

Thailand yang merupakan salah satu destinasi pariwisata paling populer di Asia-Pasifik menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat selama pandemi. Industri pariwisata negara itu mengatakan peraturan tersebut terlalu ketat dan memberatkan.

Sebelum pandemi, pariwisata menyumbang 12 persen produk domestik bruto Thailand. Ibukota Bangkok juga kota yang paling banyak dikunjungi. Pandemi membahayakan tiga juta lapangan pekerjaan yang mengandalkan pariwisata dan pendapatan senilai 50 miliar dolar AS per tahun.

Pemerintah Thailand menguji kebijakan ini dengan membuka Pulau Phuket pada Juli lalu. Negara ini mengizinkan turis yang sudah divaksin lengkap tidak perlu menjalani karantina selama dua pekan. Pariwisata itu bertanggung jawab atas 90 persen perekonomian pulau tersebut.

Namun Phuket Sandbox kurang populer dari yang diharapkan pemerintah. Kunjungan bulan Juli hanya naik satu persen dibandingkan masa sebelum pandemi. Dengan program nasional yang baru, turis harus menghabiskan malam pertama mereka di hotel yang sudah disetujui sebelumnya dan di tes negatif Covid-19 sebelum berjalan-jalan dengan bebas keliling Thailand.

Maskapai-maskapai di negara itu bersiap menghadapi gelombang pengunjung, mengeluarkan pesawat-pesawat yang sudah lama di hanggar. Namun kunjungan masih relatif rendah. Kementerian Keuangan memprediksi hanya 180 ribu pengunjung tahun ini dan tujuh juta pengunjung tahun depan. Angka tersebut jauh dibandingkan tahun 2019 yang sebanyak 40 juta pengunjung.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement