REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andri Saubani, Dessy Suciati Saputri, Antara
The World Is One News (WION), media yang bermarkas di India, belakangan menjadi viral di Indonesia lewat ulasannya soal krisis utang tersembunyi dari China. Dalam berita yang diunggah lewat kanal Youtube pada 20 Oktober 2021, WION menjadikan Indonesia sebagai contoh nyata dari korban utang tersembunyi China.
Menurut ulasan WION, Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jin Ping total telah menyalurkan sedikitnya 385 miliar dolar AS kepada 165 negara. Indonesia menjadi di antara negara yang mendapatkan pinjaman dari China, salah satunya disalurkan untuk pembiyaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Saat proyek kereta cepat sepanjang 143 kilometer dimulai pada 2025, Indonesia disebut mendapatkan pinjaman sebesar 4,5 miliar dolar AS. Lima tahun kemudian, kebutuhan anggaran proyek kereta cepat membengkak menjadi 8 miliar dolar AS.
Karena tidak bisa menghentikan proyek di tengah jalan, Pemerintah Indonesia kemudian menggunakan dana dari APBN untuk menutupi kekurangan anggaran. "Ini bisa menjadi awal dari masalah. Karena (sebagian) pinjaman yang diberikan China tidak tercatat dalam pembukuan. Itu adalah utang tersembunyi," kata penyiar berita WION menerangkan.
Utang tersembunyi Indonesia kepada China disebut mencapai 17,2 miliar dolar AS. Artinya, 78 persen dari total utang Indonesia kepada China berkatagori 'tersembunyi'.
Utang tersembunyi ini dinilai sangat berisiko dan bisa menjebak Indonesia pada masa depan. Jika ke depannya China mengalami krisis finansial, Indonesia pun wajib segera membayar utang-utangnya (bail out).
"Dan Indonesia bukan satu-satunya negara yang terjerat utang tersembunyi China ini," kata WION.
WION dalam ulasannya juga menyinggung kondisi ekonomi China yang saat ini di ambang krisis finansial menyusul kolapsnya raksasa properti Evergrande. Kasus yang dialami Evergrande di China saat ini dianalogikan seperti yang terjadi pada Lehmans Brothers di AS pada 2008 silam.
Pada 2008, krisis Lehman Brothers memicu krisis finansial AS yang kemudian mengharuskan pemerintah mem-bail out utang-utang salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia itu. "Intervensi Pemerintah China adalah opsi terakhir, jika Evergrande ingin selamat."
In Picture: Proses Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung