Senin 01 Nov 2021 08:28 WIB

Berkolaborasi, Gus Miftah-Atta-Ipang Wahid Dirikan Omah Osa

Omah Osa didirikan untuk pemberdayaan umat.

Peresmian Omah Osa.
Foto: Dok. Pri
Peresmian Omah Osa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peringatan Sumpah Pemuda menjadi inspirasi Gus Miftah, Ipang Wahid,.dan Atta Halilintar untuk menginisiasi pusat kebajikan bernama Omah asa. Tiga sosok dengan latar belakang berbeda itu sepakat mendirikan Omah Asa yang diluncurkan bertepatan dengan momen Sumpah Pemuda, Kamis (28/10). 

Gus Miftah dengan luasnya pengetahuan agama dan pengalaman sosialnya di masyarakat, Ipang Wahid dengan segudang pengalamannya di dunia branding dan kreatif, dan Atta Halilintar, salah satu konten kreator paling dikenal di Tanah Air. 

Selain tiga pendiri tersebut, Omah Asa melibatkan para publik figur untuk berkolaborasi bersama. Mereka antara lain Deddy Corbuzier, Raffi Ahmad, Wirda Yusuf Mansur (putri Ustadz Yusuf Mansur), dan YouTuber Arief Muhammad. Tak heran jika peluncuran Omah Asa dipadati sejumlah tokoh-tokoh top dari berbagai kalangan. Mereka datang dari beragam profesi, suku, dan agama. 

“Visi besar Omah Asa ini adalah menjadi Pusat Kebajikan. Menyebarkan good vibes,” kata Ipang yang juga cicit pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari, sekaligus putra mendiang adik Gus Dur, Salahuddin Wahid, Ahad (31/10).

Ipang Wahid mengatakan, program kedepan Omah Asa akan meliputi beberapa hal yang kekinian dan punya dampak sosial tinggi.

Dari mulai konten inspiratif harian, podcast Gus Miftah, gerakan kemanusiaan, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis desa dan pesantren.

Hal serupa diungkapkan Gus Miftah. Kiai nyentrik yang kondang dengan dakwah blusukan ke dunia malam itu juga salah satu pemrakarsa Omah Asa. 

“Di rumah ini, perbedaan akan merekatkan, bukan meretakkan. Di rumah ini, perbedaan menjadi alasan untuk saling mengisi bukan memusuhi. Di rumah ini, perbedaan jadi alasan untuk bersanding, bukan bertanding,” kata Gus Miftah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, tersebut. 

“Yang pasti, Omah Asa ini bukan gerakan politik. Apalagi terkait 2024,” kata Gus Miftah menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement