Sabtu 30 Oct 2021 14:45 WIB

Boleh Kritik Polisi, Peserta Lomba Mural Kapolri Membludak

Jumlah peserta Bhayangkara Festival Mural melonjak setelah boleh kritik polisi

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melihat seniman menyelesaikan mural pada kegiatan Bhayangkara Mural Festival di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10). Kegiatan lomba mural tersebut diselenggarakan untuk memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi seniman dalam menuangkan kreatifitas dan menyampaikan kritik terhadap institusi kepolisian. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melihat seniman menyelesaikan mural pada kegiatan Bhayangkara Mural Festival di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10). Kegiatan lomba mural tersebut diselenggarakan untuk memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi seniman dalam menuangkan kreatifitas dan menyampaikan kritik terhadap institusi kepolisian. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Argo Yuwono, mengatakan sebanyak 803 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti Bhayangkara Festival Mural 2021 memperebutkan Piala Kapolri. Argo mengatakan, peserta yang mendaftar melonjak drastis setelah ada subtema lomba tentang kritik terhadap Polri.

"Persiapan lomba satu bulan. Tiga minggu pertama yang mendaftar hanya 18 orang, kamis waswas, waduk kok hanya 18 peserta. Saya menghindar kalau bertemu Pak Kapolri takut ditanya tentang mural," ujar Argo saat memberi sambutan acara puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara, Jakarat Selatan, Sabtu (30/10).

Baca Juga

Argo melanjutkan, jumlah peserta mulai melonjak setelah minggu keempat, Kapolri menyampaikan kepada media bahwa mural boleh mengkritik. "Setelah itu muncul banyak sekali yang mendaftar di seluruh polda di Indonesia sebanyak 803 karya," ucap Argo.

Menurut Argo, seni mural memberikan kebebasan bagi pembuatnya untuk mengeksplorasi kreativitas yang dimilikinya guna memenuhi hasrat dan nilai estetis yang dicurahkan pada media permanen. Meskipun beriringan dengan perkembangan zaman yang beralih pada media digital, momentum pergerakan yang terjadi di komunitas mural Indonesia terus memberikan peluang bagi para pegiatnya.

Argo mengatakan, revolusi pola pikir dan kegiatan komunitas mural telah mempertemukan sudut pandang berbeda di luar lingkarannya. Hal tersebut membuat semua aksi yang terjadi patut diapresiasi dan dipublikasikan untuk dapat menginspirasi semangat pergerakan dalam menyampaikan kritik dan pesan positif dalam media mural. "Jadi pendaftar mural ini kemudian mengirim desain kepada panitia, kemudian panitia dari polda menyeleksi dan kemudian mengirim lima pemenang ke Jakarta," jelas Argo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement