Jumat 29 Oct 2021 06:11 WIB

Kaum Muda Dituntut Ambil Hikmah Inspiratif Sumpah Pemuda

Kontribusi nyata kaum muda bagi nation building harus semakin tinggi.

Sejumlah pemuda dalam sikap hormat bendera saat mengikuti upacara peringatan Sumpah Pemuda yang ke-93 di Bukit Cangkraman, Pegunungan Patiayam, Desa Terban,  Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Sejumlah pemuda dalam sikap hormat bendera saat mengikuti upacara peringatan Sumpah Pemuda yang ke-93 di Bukit Cangkraman, Pegunungan Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-93 pada 28 Oktober 2021, harus terus dirawat generasi muda. Pimpinan Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia (Pimnas PII) menyatakan, sejarah kepeloporan dan kontribusi nyata dari kaum muda kepada bangsa dan negara harus terus dijaga dan dikembangkan sesuai realitas tantangan zaman.

"Kaum muda tidak boleh kehilangan relevansi kehadiran dan perannya. Justru harus makin diperkuat dari waktu ke waktu," kata Presidium Pimnas PII Andy Soebjakto di Jakarta, Jumat (29/10).

Dia mengatakan, pemerintah dituntut secara nyata memberikan perhatian dan dukungan bagi perkembangan kehidupan kepemudaan yang sehat dan produktif. Menurut Andy, pemerintah perlu mendukung dunia gagasan dan pemikiran, kebebasan bersikap dan menyatakan pendapat bagi kaum muda.

"Pemerintah dituntut untuk membuka ruang yang terbuka dan segar bagi kaum muda untuk berekspresi. Kaum muda butuh ruang ekspresi yang segar dan sehat, bukan tindakan-tindakan represi," ujar Andy.

Dia juga mendorong agar kaum muda harus berani mengembangkan tradisi baru atau budaya baru yang objektif. Selain itu, juga wajib menghargai prestasi, sistem merit, mengutamakan kecakapan dan tanggung jawab, menghilangkan sisa-sisa feodalisme, serta berbagai cara pandang lama yang menghambat kemajuan.

"Kaum muda juga dituntut untuk mengambil hikmah inspiratif Sumpah Pemuda untuk terus memperkuat keindonesiaan. Sekat-sekat lama yang berbasis SARA harus diwaspadai dan diantisipasi agar tidak kembali berkembang menjadi arus yang dominan," ucapnya.

Andy menyebut, kontribusi nyata kaum muda bagi nation building harus semakin tinggi. Sehingga rasa berbangsa Indonesia makin kokoh di tengah-tengah kehidupan rakyat.

Selain itu, kaum muda juga harus berani tampil sebagai jembatan komunikasi dan katalisator jika muncul konflik dan pertentangan di tengah-tengah masyarakat.

"Kaum muda adalah lem perekat bagi kemajemukan kita, sehingga tidak ada konflik yang kemudian mengarah pada perpecahan bangsa. Inilah salah satu cara untuk menjaga eksistensi NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," kata Andy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement