Kamis 28 Oct 2021 20:43 WIB

Gus Muhaimin: Makna Ikrar Sumpah Pemuda Harus Sesuai Zaman

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat menuntut penyesuaian makna sumpah

Sumpah Pemuda merupakan momentum mengingatkan ikrar pemuda-pemudi Indonesia akan pentingnya persatuan di setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan ini tentu saja belum cukup tanpa dibarengi pengamalan setiap baris sumpah pemuda-pemudi.
Foto: istimewa
Sumpah Pemuda merupakan momentum mengingatkan ikrar pemuda-pemudi Indonesia akan pentingnya persatuan di setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan ini tentu saja belum cukup tanpa dibarengi pengamalan setiap baris sumpah pemuda-pemudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sumpah Pemuda merupakan momentum mengingatkan ikrar pemuda-pemudi Indonesia akan pentingnya persatuan di setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan ini tentu saja belum cukup tanpa dibarengi pengamalan setiap baris sumpah pemuda-pemudi.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menyatakan, ikrar sumpah pemuda terus beradaptasi menyesuaikan perkembangan zaman. Menurut Gus Muhaimin, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat menuntut penyesuaian makna sumpah pemuda.

“Kalau dulu kita maknai dan amalkan ikrar sumpah pemuda secara tekstual saja, tapi sekarang harus kita sesuaikan dengan kondisi zaman. Maka saya tekankan jadilah pemuda harapan masa depan bangsa yang kreatif dan inovatif, kesampingkan sikap individualistis, senantiasa memupuk semangat Nasionalisme serta junjung tinggi rasa cinta Tanah Air,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta kaum muda segera menyiapkan diri sebaik mungkin karena mereka adalah tulang punggung menuju Indonesia Emas 2045. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa di mana 53,81 persen di antaranya adalah kaum muda.

“Jika di total, jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai 53,81 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 145,4 juta jiwa. Mereka ini adalah tulang punggung, mau tidak mau harus menyiapkan diri sebaik mungkin, pastikan memiliki skill mumpuni, keahlian yang cakap. Karena kalau tidak ya tentu saja sulit mewujudkan Indonesia Emas,” tegas Gus Muhaimin.

Di sisi lain, Gus Muhaimin mendorong pemerintah memperbanyak stimulus untuk anak-anak muda Indonesia, baik berupa tambahan beasiswa di luar maupun dalam negeri, hingga program pelatihan untuk keahlian-keahlian khusus.

“Jangan sampai ada anak muda di Indonesia yang nganggur. Di DPR saya terus dorong. Karena anak muda itu yang penting dipancing aja. Bantu juga asah skill, seperti membuat konten, handycraft, pertanian dan lainnya. Cukup setahun, kemudian kasih modal,” ungkapnya.

Gus Muhaimin menyinggung soal UU Nomor 40 tahun 2009 yang menjadi landasan untuk memajukan pemuda-pemudi Indonesia. DPR RI dia sebut terus mendorong agar pemerintah memberikan banyak kemudahan untuk mendukung produktivitas kaum muda.

Dia mengatakan banyak negara yang iri dengan Indonesia karena memiliki banyak penduduk dari kaum muda. Ia pun bersyukur Indonesia memiliki bonus demografi yang akan membuat negara semakin lebih maju.

“Banyak negara jumlah penduduk besar tapi tua-tua. Di negara-negara Amerika, Eropa, sekarang ekonomi mereka turun karena nggak ada orang muda. Jerman nangis-nangis cari tenaga kerja susah. Penduduknya kakek-kakek semua. Indonesia akan jadi negara maju karena anak mudanya 53 persen, itu jumlah yang menggairahkan,” urai Gus Muhaimin.

Dikatakan Gus Muhaimin, negara membutuhkan semangat pemuda sehingga kaum muda diharapkan punya daya juang tinggi membangun bangsa. Gus Muhaimin mendorong agar pemuda-pemudi Indonesia memupuk semangat nasionalisme serta kemanusiaan, dan mengesampingkan sikap individualistik.

“Anak muda harus kreatif. Semakin orang egois semakin cuma dapat di situ aja. Tapi dengan mengutamakan kepentingan bersama, nantinya untuk kepentingan pribadi juga akan datang dengan sendirinya,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement