REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah terjadi hampir 2 tahun terakhir. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, pandemi menjadi ancaman yang terus ada dan akan terus muncul setiap 4 hingga 5 tahun sekali.
"Dalam 20 tahun terakhir saja, setiap 4 atau 5 tahun terjadi ancaman kesehatan global. Ancaman ini berupa epidemi atau pandemi setiap 4 atau 5 tahun," katanya saat berbicara di konferensi virtual UIN Jakarta bertema Embracing Post Pandemic World Reflection on Shifting Trends and Challenges in Global Health Politics, Kamis (28/10).
Sebenarnya, dia menambahkan, persoalan ini adalah isu lama dan akan menjadi kerap terjadi karena masalah yang belum diselesaikan dengan cepat. Di tingkat global, ia menyebutkan dunia dihadapkan pada gelombang ketiga. Ia mencontohkan, Benua Eropa yang menjadi satu-satunya benua yang paling baik kapasitas responsnya bahkan vaksinasi meningkat ternyata mengalami peningkatan kasus Covid-19, termasuk kematiannya.
"Dalam posisi global meski temuan kasus membaik namun sekali lagi ini kita harus sangat berhati-hati karena dengan kondisi global yang terkesan melandai ternyata masih di awang-awang," ujarnya.
Bahkan, dia melanjutkan, Inggris memiliki persoalan penyebaran delta plus serta varian delta yang yang belum selesai. Ia menambahkan, angka kematian yang dihitung memperlihatkan 4 kali dari yang dilaporkan atau yang ditemukan.
"Yang berkontribusi pada kematian adalah kualitas di hulu sampai hilir yang tidak memadai. Saat ini dipengaruhi oleh vaksin," katanya.
Rekomendasi
-
Jumat , 31 Oct 2025, 03:15 WIB
Desire Doue Absen Beberapa Pekan Akibat Cedera Paha
-
-
Jumat , 31 Oct 2025, 03:01 WIBBea Cukai Bali Nusra Lakukan 246 Penindakan di NTT per September 2025
-
Jumat , 31 Oct 2025, 02:45 WIB5,9 Juta Wisman Bali Jadi Sasaran KEK Kesehatan Sanur
-
Jumat , 31 Oct 2025, 02:30 WIBGubernur Bali Ajak Hotel Tingkatkan Partisipasi dalam Pengumpulan PWA
-
Jumat , 31 Oct 2025, 02:15 WIBRealisasi TKD Sumsel Capai Rp25,86 Triliun hingga Oktober 2025
-