REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menyambut peringatan Sumpah Pemuda, Pusat Studi Wawasan Kebangsaan (PUSDIPWASBANG) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) mengundang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam kuliah tamu “Pemuda Berjati Diri Pancasila.”
Kuliah tamu yang dilaksanakan secara luring dengan mematuhi protokol kesehatan dan juga disiarkan secara langsung di YouTube Humas UNITRI Malang tersebut bersamaan dengan penandatangananan Nota Kesepahaman PUSDIWABANG UNITRI dengan BPIP di GOR UNITRI.
Kuliah tamu diisi oleh Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono MPd; Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP Efrida Herawati Siregar; Pembina PUSDIPWASBANG UNITRI Wani Hadi Utomo; dan dipandu oleh Agung Suprojo selaku Ketua Gerakan Pendidik Pancasila.
Pada Pemaparannya, Wani Hadi Utomo menjelaskan betapa pentingnya Pancasila demi mempertahankan NKRI. Terdapat dua poin penting yang harus dijaga. Pertama, kita harus bangga menjadi Indonesia dan yang kedua yaitu kita harus berpegang teguh pada NKRI. “Kalian pemuda penerus bangsa harus mewariskan pancasila kepada anak-anak kalian, sehingga nanti anak-anak kalian akan mewariskan kepada cucu-cucu kalian dan seterusnya,” kata Prof Wani.
Sementara itu, Agung Suprojo selaku Kepala Biro Kemahasiswaan sekaligus Ketua Gerakan Pendidik Pancasila mengatakan kegiatan kuliah tamu dan penandatanganan nota kesepahaman ditujukan untuk mewujudkan visi misi UNITRI menjadi kampus kerakyatan. Tak hanya itu, kerja sama dengan BPIP dinilai dapat memperkuat PUSDIPWASBANG dalam implementasi yang selama ini sudah dilakukan UNITRI.
“Kerja sama ini mewujudkan visi misi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat, Penelitian, dan Pembelajaran. Itu harus menjadi media utama dalam menyebarkan ideologi Pancasila pada generasi penerus bangsa,” ucap Agung.
Setelah acara kuliah tamu selesai, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke Desa Pancasila yang digagas oleh UNITRI, berlokasi di Desa Dalisodo, Wagir, Malang. Kunjungan bersama BPIP dilakukan untuk mengetahui perkembangan desa binaan UNITRI tersebut.
“Desa Pancasila mandiri sudah kita persiapkan sehingga dengan target empat tahun ke depan sudah bisa tersedia miniatur rumah-rumah adat dari seluruh Indonesia,” katanya.