Rabu 27 Oct 2021 19:10 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Bencana Akibat Hujan Lebat

BMKG ingatkan potensi bencana akibat hujan lebat di akhir 2021 dan awal 2022.

Pelatihan Kebencanaan
Foto:

Sebab BMKG telah melakukan monitoring satelit permukaan air laut di Pasifik saat ini lebih dingin dari normalnya. Sebaliknya, suhu permukaan air laut di Kepulauan Indonesia lebih hangat dari biasanya. Ini menyebabkan tekanan udara di wilayah Pasifik lebih tinggi, dan Indonesia lebih rendah tekanan udaranya. 

“Curah hujan yang harusnya turun dicicil dalam satu bulan, tapi karena pengaruh fenomena regional dan seruak udara, akhirnya volume curah hujan  yang mestinya sebulan bisa turun dalam 24 jam,” jelas Dwikorita. 

Karena itulah, ia menegaskan sangat penting memahami bahwa bencana itu terjadi karena lingkungan. Sebab bagaimana tidak banjir kalau semua penuh dengan aspal dan beton, pohon-pohon ditebang, sehingga peresapan air yang seketika itu menjadi terhambat.  

“Inilah yang mengakibatkan bencana apabila hujan lebah dalam beberapa jam, dan lingkungan tidak bisa seketika meresap karena kerusakan alam. Maka penghijauan menjaga kelestarian lingkungan sangat-sangat tepat untuk mengurangi risiko ketidakmampuan lingkungan untuk segera meresapkan air yang datang seketika,” ungkap Dwikorita.  

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Henri Alfiandi mengatakan bahwa Potensi SAR adalah yang utama untuk bisa mencapai target quick response. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement