Selasa 26 Oct 2021 19:51 WIB

Mobilitas Mulai Longgar, MCCC Minta Warga Bersabar

Muhammadiyah akan tetap siaga walaupun terjadi penurunan level PPKM

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) memberi dan memasangkan masker kepada warga yang tidak menggunakan di Sanden, Bantul, Yogyakarta, Ahad (9/8). Pemberian masker secara gratis kepada warga oleh MCCC ini dalam rangka penerapan kebiasaan baru protokol kesehatan Covid-19. Dalam adaptasi kebiasaan baru ini lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) memberi dan memasangkan masker kepada warga yang tidak menggunakan di Sanden, Bantul, Yogyakarta, Ahad (9/8). Pemberian masker secara gratis kepada warga oleh MCCC ini dalam rangka penerapan kebiasaan baru protokol kesehatan Covid-19. Dalam adaptasi kebiasaan baru ini lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Aktivitas masyarakat mulai menggeliat seiring penurunan level PPKM dari pemerintah. Namun, Ketua Muhammadiyah Covid Command Centre (MCCC), dr Agus Syamsuddin mengatakan, MCCC belum merubah kebijakan terkait penanganan pandemi.

Ia meminta masyarakat, terutama warga persyarikatan Muhammadiyah, untuk tetap bersabar setidaknya selama dua bulan ini sampai ada kondisi yang meyakinkan. Sekaligus, menanti setelah Natal dan Tahun Baru, dan agenda-agenda besar lain. "Kalau Januari (2022) tidak ada kenaikan, insya Allah kita lakukan review dari kondisi pandemi," kata Agus di RS PKU Gamping, Selasa (26/10).

Agus menekankan, Muhammadiyah akan tetap siaga walaupun penurunan level PPKM kepada daerah-daerah membuat mobilitas masyarakat mulai meningkat signifikan. Termasuk, melakukan terobosan-terobosan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).

Sampai saat ini, Agus menerangkan, MCCC terus memonitor KBM yang dilaksanakan di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah. Mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA).

Ia mengungkapkan, sejauh ini beberapa lembaga pendidikan Muhammadiyah yang sudah melakukan uji coba memberikan hasil cukup baik. Misalnya, Madrasah Mu'allimin Mu'allimat, secara bertahap disebut sudah mulai masuk kembali.

Meski begitu, Agus menekankan, relawan-relawan dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) masih disiagakan. Walaupun, ia melihat, untuk pasien covid di RS-RS yang ada relatif kosong atau sekitar 1-2 pasien.

Selain itu, tempat tidur maupun shelter-shelter yang dimiliki Muhammadiyah masih disiagakan menghadapi situasi tidak terduga. Salah satunya potensi gelombang ketiga pandemi covid yang sudah melanda negara-negara tetangga. "Kita sekarang mulai berlakukan shifting, pasien umum juga tidak banyak, jadi kalau tidak ada (pasien Covid) kita balik lagi ke perawatan biasa," ujar Agus.

Soal pemda-pemda yang mengusulkan libur akhir tahun ditiadakan, ia menyerahkan kebijakan itu ke pemerintah. Apalagi, ia merasa, sudah banyak persiapan yang dilakukan mulai PPKM, vaksinasi, serta banyak pula yang sudah terpapar covid.

Selain itu, Agus berpendapat, kesadaran masyarakat sebenarnya sudah cukup tinggi dan terus meningkat. Tapi, ia mengingatkan, tetap harus diwaspadai, serta yang paling penting jangan sampai kita terlena euforia seolah bebas.

Menurut Agus, selama masih bisa terkendali, libur-libur sebenarnya tidak masalah diberlakukan. Yang penting, ia menegaskan, kesadaran bersama harus terus ditingkatkan baik untuk prokes maupun peningkatan capaian vaksinasi. "Saya usul, pemerintah kan memberlakukan kriteria vaksinasi untuk vaksin (dosis) pertama, sebaiknya vaksin kedua disusul dengan cepat," kata Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement