REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana pergerakan tanah melanda Kampung Cigulusur RT 01 RW 01 Desa Margaluyu Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Kondisi ini disikapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi yang meminta kajian atas kejadian tersebut dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dari data BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan, hingga kini terdapat 25 kepala keluarga yang terdampak dan terancam pergerakan tanah. Di antaranya tujuh KK terdampak dan 18 KK lainnya terancam.
"BPBD akan berkoordinasi dengan PVMBG untuk melakukan kajian atas kondisi tanah di daerah tersebut," ujar Kasie Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim kepada Republika.co.id, Ahad (24/10). Langkah tersebut untuk menentukan kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi bencana itu.
Untuk sementara lanjut Medi, telah disediakan tempat pengungsian untuk warga yang rumahnya mengalami kerusakan, dan terancam rusak akibat pergerakan tanah. Intinya warga diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Di sisi lain, utuk melakukan kajian tersebut nantinya akan dikoordinasikan oleh bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD. Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengatakan, pergerakan tanah terjadi pada Kamis (21/10).
Bencana ini diakibatkan hujan deras yang menyebabkan retakan tanah dan rumah serta sawah di lokasi tersebut. Di mana dari data yang dihimpun terdapat 25 KK yang terdampak dan terancam pergerakan tanah, diantaranya 7 KK terdampak dan 18 KK terancam.
Ade mengatakan, dari hasil peninjauannya akan dipetakan secara keseluruhan kondisi atas. Terutama mengkaji apakah wilayah ini nanti harus di pindah atau tidak dan kajiannya nanti dari BPBD ke Geologi.
Sementara untuk pengungsian ungkap Ade, jika situasinya hujan dan tidak memungkinkan warga harus pindah maka pemda sudah siapkan tempatnya. Terlebih tenaga kesehatan sudah siaga termasuk tim medis dari Puskesmas Purabaya.
"Kami juga meminta warga dan aparat wilayah agar meningkatkan kewaspadaan di tengah tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini," imbuh Ade. Hal ini dilakukan agar tidak muncul korban jiwa maupun kerugian materiil.