Sabtu 23 Oct 2021 14:28 WIB

Kemenkes: Capaian Vaksinasi Guru dan Murid Belum 100 Persen

Capaian vaksinasi guru dan murid ditargetkan hingga 100 persen

Rep: Rr Laeny A Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Siswa memamerkan kartu vaksinasi COVID-19 sebelum kelas pagi mereka di SMA Preah Sisowath, di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 15 September 2021. Pemerintah Kota Phnom Penh baru-baru ini mengeluarkan pernyataan untuk membuka kembali sekolah menengah pertama dan atas karena tingginya angka vaksinasi untuk guru dan siswa, rendahnya tingkat infeksi dan kepatuhan sekolah terhadap standar kesehatan.
Foto: AP/Heng Sinith
Siswa memamerkan kartu vaksinasi COVID-19 sebelum kelas pagi mereka di SMA Preah Sisowath, di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 15 September 2021. Pemerintah Kota Phnom Penh baru-baru ini mengeluarkan pernyataan untuk membuka kembali sekolah menengah pertama dan atas karena tingginya angka vaksinasi untuk guru dan siswa, rendahnya tingkat infeksi dan kepatuhan sekolah terhadap standar kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap vaksinasi Covid-19 untuk guru dan anak-anak usia 12 hingga 17 tahun di Tanah Air, baik dosis pertama dan kedua bisa menjangkau seluruh target sasaran 100 persen. Sayangnya cakupan vaksinasi untuk tenaga pendidik dan anak-anak sebagai murid belum mencapai  100 persen.

"Sebenarnya kami harapkan vaksinasi untuk guru ini sudah selesai karena sudah dimulai beberapa bulan terakhir. Sayangnya berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) hingga per 20 Oktober 2021 atau sehari lalu, kondisi cakupan vaksinasi Covid-19 untuk pendidik dan tenaga kependidikan yang sasarannya 5,5 juga jiwa ternyata yang sudah dapat dosis pertama baru 62,18 persen atau sekitar 3,4 juta jiwa," kata Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Erna Mulati saat mengisi konferensi virtual bertema Sekolah Tatap Muka dan Program Vaksinasi, Kamis (21/10).

 

Menurut dia, total guru yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua baru mencapai 69,45 persen atau 2,17 juta jiwa. Selain itu itu selama periode yang sama, Kemenkes mencatat dari 26,7 juta anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun yang harus mendapatkan vakain Covid-19, tetapi yang sudah mendapatkan dosis pertama baru mencapai 14,38 persen atau 3,8 juta anak. Kemudian, dia melanjutkan, anak yang mendapatkan dosis kedua adalah 10,97 persen atau 2,9 juta anak. 

 

Erna belum memiliki data terakhir mengenai daerah provinsi hingga kabupaten/kota yang cakupan vaksinasi Covid-19 guru dan anak rendah karena harus ditarik dan dikelompokkan satu persatu. "Kalau melihat data dua pekan lalu cakupannya sama tingginya dengan vaksinasi yang lain yaitu kelompok masyarakat umum," ujar dia.

 

 Ia menambahkan, cakupan vaksinasi untuk umum seiring sejalan dengan imunisasi guru dan tenaga pendidik hingga anak. Arrtinya kalau cakupan vakainasi tinggi maka guru dan anak yang juga murid dan sudah dovaksin juga tinggi. 

"Memang ini menjadi pekerjaan rumah kita bagaimana memobilisasi agar mau divaksinasi," katanya.

 

Lebih lanjut Kemenkes berharap jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek) hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota terutama di tingkat kecamatan bisa memfasilitasi para guru atau tenaga kependidikan yang belum divaksin agar bisa semua diimunisasi. Sehingga, dia melanjutkan, diharapkan cakupan vaksinasi tenaga pendidik bisa segera 100 persen dalam waktu dekat.

 

Dia menilai, rendahnya cakupan vaksinasi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua terhadap cakupan vaksinasi pada anak. Oleh karena itu, ia mengingatkan literasi kepada orang tua harus selalu ditingkatkan. Caranya, dia melanjutkan, dengan berbagai sosialisasi dan pengumuman mengenaj vaksin.

 

"Namun ketika masuk sekolah, faktor pelindung anak bukan hanya dengan vaksinasi melainkan juga menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang kuat.  Diharapkan anak yang sudah divaksin tak terlindungi dari Covid-19 dan tidak sampai menularkannya ke anggota keluarga lainnya," ujar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement