REPUBLIKA.CO.ID, SINJAI -- Kabupaten Sinjai memiliki potensi produksi kopi arabika. Hasil kebun petani Sinjai bahkan telah menjadi salah satu komoditas andalan ekspor Sulawesi Selatan.
"Kopi yang dikembangkan oleh sekitar 90 persen petani di Desa Bontotengnga, Kecamatan Sinjai Borong ini terkenal dengan istilah kopi borong," kata Kepala Desa Bontotengnga, Kaswan Mahmud, di Kabupaten Sinjai, Sulsel, Kamis.
Kaswan mengatakan, wilayahnya yang terdiri dari empat dusun, yakni Dusun Maccini, Pattiroang, Tanyiru, dan Balantieng memiliki 450 Kepala Keluarga (KK) atau 1.721 jiwa dengan berprofesi 90 persen petani. Petani kebun itu umumnya menanam kopi dan tembakau secara turun-temurun di areal lebih dari 100 hektare.
Pendapatan petani dari hasil produksi tembakau itu, menurut Kaswan, berada pada kisaran Rp 30 juta hingga Rp 60 juta per tahun. Sementara itu, omzet kopi borong yang dikelola dengan pabrik sederhana mampu menghasilkan Rp 1 miliar per tahun.