Kamis 21 Oct 2021 16:03 WIB

Halte BTS Kota Bogor Disiapkan Operasi Akhir Oktober

Shelter yang tengah dikerjakan BPTJ berkonsep minimalis dan minim perawatan

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Persiapan halte untuk bus Buy The Service (BTS) dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek(BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), di salah satu titik di Kota Bogor.
Foto: dok shabrina zakaria
Persiapan halte untuk bus Buy The Service (BTS) dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek(BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), di salah satu titik di Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR— Program layanan angkutan umum baru bus Buy The Service (BTS) bantuan dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Kota Bogor, rencananya akan beroperasi akhir Oktober mendatang. Oleh karena itu, sejumlah shelter dan halte tengah dibongkar, sebagai persiapan beroperasinya bus BTS di Kota Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyebutkan, sebagai persiapan penerimaan bus BTS, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga tengah fokus pada penyelesaian karoseri bus. “Kemarin sudah MoU, sekarang fokus pada finishing karoseri bus. Kita harapkan pada tanggal 27 atau 28 bisa launching beberapa bus dulu, kemudian nanti bertahap,” ujar Bima Arya kepada Republika di Balai Kota Bogor, Kamis (21/10).

Bima Arya menyebutkan, pada tahap awal, Pemkot Bogor akan menerima 10 unit bus BTS. Nantinya, 10 bus tersebut akan beroperasi di salah satu dari enam koridor yang tersedia, yakni Koridor 5, Ciparigi – Warung Jambu - Air Mancur - Stasiun Bogor dengan panjang koridor 20,5 kilometer.

Lebih lanjut dia mengatakan, ada perubahan jumlah penerimaan bus tahun ini lantaran waktu proses yang tidak terkejar. Dari rencana awal Pemkot Bogor akan menerima 75 bus, tahun ini Pemkot Bogor baru bisa menerima sekitar 40 hingga 45 bus. Sementara sisanya akan diterima tahun berikutnya.“Sisanya tahun depan secara bertahap karena proses pengerjaannya ternyata membutuhkan waktu untuk akhirnya lelang, MoU dan sebagainya,” tuturnya.

Menurut Bima Arya, operasionalisasi dari bus BTS ini tidak sederhana. Dimana harus ditemukan berapa biaya subsidinya, serta biaya per kilometernya. Sebagai pemenang lelang, Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) bermitra dengan PT Kojari dan PT Lorena dan membentuk konsorsium.“Nanti itulah yang akan menentukan operasionalisasi dari beberapa koridor ini,”

Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menjelaskan, shelter dan halte yang dibongkar untuk bus BTS, menyesuaikan dengan konsep BPTJ. “Beberapa shelter dibongkar untuk disesuaikan dengan jenis bus yang disiapkan yakni jenis low entry deck. Semua halte direvitalisasi oleh BPTJ Kemenhub,” kata Dedie.

Menurutnya, shelter yang tengah dikerjakan BPTJ itu memiliki konsep minimalis dan membutuhkan perawatan yang rendah atau low maintenance. Serta menyediakan tempat bagi pelaku UMKM berusaha di setiap shelter. 

“Mudah-mudahan kita doakan dengan waktu yang relatif sempit, seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan BTS bisa menyelesaikan kewajiban masing-masing,” katanya. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo menambahkan, program BTS tersebut nantinya akan merubah 3 angkot menjadi 1 bus berukuran tiga per empat. Saat ini, pemenang lelang tengah menjalin kerjasama dengan karoseri yang telah tertuang dalam syarat lelang. 

Program ini, kata dia, sangat baik dalam konteks penataan transportasi di Kota Bogor. Bahkan program tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor, yakni mewujudkan program konversi 3:1 (tiga angkot menjadi satu bus). “Karena sudah ada pemenangnya dan masa sanggah sudah. Kami minta kepada pemenang lelang agar segera merealisasikan program BTS ini,” ucapnya.

Kasubdit Angkutan Orang pada BPTJ, Saptandri Widiyanto mengatakan, program dari BPTJ ini pertama kali dilaksanakan di Kota Bogor. BTS di Kota Bogor ini merupakan pilot project yang diharapkan dapat diikuti oleh kota-kota lain se-Jabodetabek. Sementara, di kota-kota lain sudah berjalan dengan program dari Kemenhub.

Kota Bogor dipilih menjadi pilot project BTS di Jabodetabek karena Kota Bogor memberikan respon yang baik dengan mengajukan proposal. “Tujuannya juga in line dengan program Kota Bogor, yakni konversi angkutan kota (angkot). Ada satu bus, diharapkan dapat menghilangkan tiga angkot, atau 3:1,” tuturnya.

Selain ada enam koridor, ada 99 shelter yang disiapkan. Dimana, 54 di antaranya merupakan milik Pemkot Bogor dan sisanya milik BPTJ.

Ia juga meminta kepada pemenang lelang, agar 75 bus BTS tersebut bisa segera beroperasi di enam koridor. “Program BTS ini kan selama lima tahun ke depan dengan anggaran sekitar Rp50 miliar lebih dari Kemenhub. Jadi saya minta program BTS ini harus segera mulai berjalan. Karena merupakan awal baru untuk transportasi di Kota Bogor,” tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement