REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) akan menggelar Moslem Fashion Festival (MFF). Pagelaran busana muslim ini akan diselenggarakan di Dermaga Yacht Pantai Marina Boom, Sabtu (23/10).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, MFF merupakan salah satu upaya mendorong pemulihan ekonomi. Kegiatan ini juga sekaligus panggung kreasi bagi para desainer Bumi Blambangan untuk kembali eksis setelah sempat vakum selama PPKM.
"Hingga akhirnya kini Banyuwangi masuk PPKM Level 2 sehingga mulai bisa menghelat pergelaran secara bertahap," ucap Ipuk.
Sejumlah desainer Banyuwangi bakal berkolaborasi dengan desainer nasional di ajang MFF. Mereka akan menyuguhkan 54 rancangan busana Muslim modern. Model nasional, Zee Zee Shahab, akan terlibat dalam pagelaran busana tersebut.
Menurut Ipuk, MFF akan digelar di atas ponton apung dermaga yacht Marina Boom. Lokasi ini akan disulap menjadi catwalk untuk para model memperagakan busananya. Dengan latar belakang pantai, yacht, dan gedung heritage yang menjadi ikon Marina Boom, ajang ini bakal menjadi pergelaran fesyen yang menarik.
Ipuk mengaku, sengaja memilih lokasi di destinasi wisata karena pihaknya tidak hanya ingin menonjolkan sisi fesyen, namun juga wisatanya. "Kita ingin mengabarkan bahwa destinasi di Banyuwangi sudah dibuka kembali dan siap menerima wisatawan,” kata Ipuk dalam pesan resmi, Rabu (20/10).
Menurut Ipuk, pemilihan kegiatan fesyen Muslim memiliki sejumlah alasan kuat. Salah satunya karena Indonesia ditargetkan sebagai pusat industri halal dunia. Industri fesyen Muslim menjadi sektor prioritas karena dinilai memiliki potensi pasar ekspor yang sangat luas.
Hal yang pasti, kata Ipuk, ajang ini termasuk bentuk dukungan pemkab untuk memajukan sektor fesyen Muslim tanah air. Dia berharap, Banyuwangi bisa semakin mewarnai perkembanngan industri fesyen muslim di Indonesia.
Pada ajang ini, empat desainer dari Komunitas Desainer Banyuwangi (KDB) akan hadir. Mereka antara lain Sanet Sabintang, Riski Esa Sauki, Miftahul Ridho, dan Isyam Syamsi berkolaborasi dengan desainer Wignyo Rahadi. Desain busana rancangan siswa SMK yang telah mengikuti program inkubasi dari Wignyo Rahadi juga turut ditampilkan.
Ketua Komunitas Desainer Banyuwangi, Sanet Sabintang, mengatakan, MFF kali ini mengusung tema ”viosimos” yang berarti keberlanjutan. Melalui kegiatan ini, pihaknya mengusung konsep sustainable fashion sebagai gaya hidup baru di era adaptasi baru.
Selain parade fesyen, kegiatan ini juga akan diramaikan bazar produk UMKM Banyuwangi, mulai batik, asesoris, kuliner, hingga produk fesyen. Kemudian juga digelar kelas inkubasi desain fesyen dan finishing (menjahit) yang diikuti puluhan desainer maupun anak muda yang tertarik di dunia fesyen.