Rabu 20 Oct 2021 23:42 WIB

Kemenparekraf Dorong Wisata Edukasi Kebencanaan di Aceh

Kemenparekraf akan menyusun program wisata edukasi kebencanaan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengecat ulang dinding luar Museum Tsunami yang bermotif anyaman bambu di Banda Aceh, Aceh, Selasa (21/9/2021). Museum Tsunami yang dirancang arsitek Jawa Barat Ridwan Kamil merupakan museum yang dijadikan tempat untuk mengenang kembali bencana alam yang terjadi pada 26 Desember 2004 dan tempat penelitian tentang tsunami aceh serta tempat tempat penyelamatan apabila terjadi bencana serupa di masa yang akan datang.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja mengecat ulang dinding luar Museum Tsunami yang bermotif anyaman bambu di Banda Aceh, Aceh, Selasa (21/9/2021). Museum Tsunami yang dirancang arsitek Jawa Barat Ridwan Kamil merupakan museum yang dijadikan tempat untuk mengenang kembali bencana alam yang terjadi pada 26 Desember 2004 dan tempat penelitian tentang tsunami aceh serta tempat tempat penyelamatan apabila terjadi bencana serupa di masa yang akan datang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pengembangan wisata edukasi mengenai kebencanaan di Desa Wisata Nusa di Aceh Besar. Desa Wisata Nusa yang terletak di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dibangun oleh masyarakat pascabencana tsunami secara swadaya.

“Desa wisata ini luar biasa, karena begitu memiliki daya tarik wisata alam yang memikat, dengan keindahan Bukit Barisan. Tapi selain dari pada potensi alam dan seni budaya, desa ini sangat potensial untuk pengembangan wisata edukasi tentang kebencanaan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (20/10).

Baca Juga

Sandiaga mengatakan akan menyusun program wisata edukasi mengenai kebencanaan ini bersama para pakar dan pemerintah daerah. Pihaknya juga bakal menggandeng BMKG, dunia usaha internasional yakni Rinkai Disaster Prevention Park Jepang, serta institusi pendidikan dalam proses pengembangannya.

Keberadaan Desa Wisata Nusa yang didirikan pada tahun 2010 ini sudah cukup lama dikenal. Tidak hanya dikenal di kalangan wisatawan nusantara, tetapi juga wisatawan mancanegara yang mayoritas berasal dari Malaysia, Thailand, dan juga Singapura.

Hal ini dikarenakan, desa yang terletak di kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh ini terus mengembangkan wisata berbasis masyarakat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, sekaligus menjaga lingkungan sekitar. Oleh karenanya, masyarakat desa terus mengembangkan potensi lokal yang dimiliki, kemudian diramu menjadi berbagai atraksi wisata menarik. Sehinga perpaduan antara alam dan budaya yang sangat kental dapat dihadirkan.

“Ini adalah tren baru pariwisata kita, bahwa pariwisata berbasis komunitas, pariwisata yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat, dan terbuka peluang untuk pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement