REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mengatakan pihaknya mendukung apapun kebijakan pemerintah untuk mencegah kembali meningkatnya kasus Covid-19 pascalibur panjang akhir tahun. Legislator dari Fraksi PDIP itu juga mengingatkan masyarakat tak terlena dan mengabaikan protokol kesehatan karena kondisi Covid yang kini menunjukan tren menurun.
"Apa pun langkah, apa pun keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka untuk melindungi rakyat, pengendalian Covid-19, saya kira kita support, kita dukung," ujarnya, Selasa (19/10)
Terlebih, kata dia, organisasi kesehatan dunia atau WHO mengingatkan agar tetap waspada karena masih banyak warga yang belum disuntik vaksin Covid-19. Kemudian, dia mengingatkan pengalaman sebelumnya bahwa kasus Covid-19 meningkat pasca libur panjang.
"Untuk itu saya sangat mendukung sekali, sependapat sekali langkah pemerintah untuk pengendalian libur panjang, dalam rangka untuk menekan Covid-19," katanya.
Rahmad juga menyarankan agar pemerintah mengatur libur dan cuti bersama akhir tahun. "Pada prinsipnya DPR mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan pemerintah guna untuk menekan dan mengendalikan Covid-19 yang pengendaliannya sudah bagus ini untuk kita pertahankan dan semakin baik lagi pengendaliannya," katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat tidak boleh abai protokol kesehatan walaupun pandemi saat ini relatif terkendali. Namun, kata dia, kasus Covid-19 bisa meledak sewaktu-waktu.
Diakuinya euforia sebagian masyarakat saat ini cukup tinggi. Meskipun banyak aktivitas dan mobilitas masyarakat, menurut dia, harus diimbangi dengan aturan dan sosialisasi.
"Dan peringatan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta elemen masyarakat bahwa Covid-19 itu masih berbahaya, bahwa Covid-19 itu masih membahayakan, suatu waktu bisa meledak," imbuhnya.
Rahmad juga mengakui vaksinasi menjadi salah satu senjata dalam pengendalian Covid-19. Dia menilai protokol kesehatan yang ketat juga harus dibarengi dengan vaksinasi.
Dia yakin target 70 persen penduduk Indonesia telah divaksinasi pada akhir tahun ini bisa tercapai karena tingginya antusiasme masyarakat. Namun, dia mendorong agar stok vaksinasi di daerah bisa tercukupi untuk mencapai target tersebut.
Menurutnya, perlu kerja keras dan dukungan masyarakat untuk bisa mencapai target itu. Dia juga mengingatkan bahwa Amerika Serikat dan Singapura mengalami ledakan kasus Covid-19 walaupun tingkat vaksinasi di negara itu cukup tinggi.
Dia menilai ledakan gelombang ketiga Covid-19 bisa terjadi di Indonesia jika vaksinasi tidak diimbangi dengan protokol kesehatan yang ketat. "Nah untuk itu tetap waspada, tetap ekstra terhadap kemungkinan gelombang ketiga, ya dengan tidak boleh diangggap enteng, 5 M atau protokol kesehatan itu harga mati yang tidak boleh ditawar," katanya.
Selain itu, dia meminta agar jangan pernah menganggap bahwa Covid-19 itu sudah tidak ada karena kasus positifnya kini sudah landai. "Ya silakan beraktivitas, tapi tetap kita menghindari kerumunan yang padat, dan hindari ancaman gelombang ketiga itu dengan tetap protokol kesehatan ketat," ujarnya.