REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR— Wilayah Bogor dan sekitarnya, dipeakirakan akan dilanda cuaca ekstrem yang akan berlangsung hingga akhir pekan ini. Oleh karena itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengingatkan jajarannya untuk siaga dalam mengantisipasi bencana.
“Para camat, lurah, BPBD, frekuensi curah hujan semakin tinggi, semuanya waspada. Saya minta apparat wilayah untuk atensi titik-titik rawan banjir, kegiatan normalisasi, drainase, saluran air tolong digiatkan,” ujarnya, Selasa (19/10).
Di samping itu, dia meminta Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, untuk mengantisi frekuensi pohon tumbang, walaupun pohon tumbang masuk ke dalam force majeure. Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan Disperumkim. Di antaranya, menebang pohon yang rawan tumbang.
Selain itu, Bima Arya kembali mengingatkan agar media sosial dinas, kecamatan, kelurahan termasuk media sosial pribadi lurah, camat dan kepala OPD untuk menandai media sosial pribadinya. Sehingga kegiatan yang memang perlu diekspos bisa di repost atau di posting ulang.
“Saya minta dimonitor PIC dan jubirnya, jadi semua terintegrasi. Dari data si-Badra ada Top 10 topik pengaduan publik yakni, PJU, Jalan rusak, ketertiban umum, sampah, air PDAM, bantuan sosial dan kemacetan di respon,” ujarnya.
Bima Arya pun meminta agar masyarakat Kota Bogor milai mengurangi aktivitas di luar rumah. Terutama di jalan-jalan yang dipenuhi oleh pohon besar.
“Saya imbau warga Bogor karena akhir-akhir ini terjadi banyak pohon tumbang, dinas akan berkeliling terus untuk memonitor pohon-pohon yang masuk kategori rawan, itu akan ditebang. Tetapi warga sebaiknya di saat seperti ini kurangi aktivitas lah, tidak terlalu banyak di luar,” ucapnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Disperumkim Kota Bogor, Irfan Zacky menjelaskan, sejak dua hingga tiga bulan lalu, Disperumkim Kota Bogor telah melakukan pemeliharaan pohon secara rutin, dengan menyebar empat tim ke seluruh kawasan Kota Bogor. Terutama menjelang musim penghujan.
Pemeliharaan tersebut, dikatakan Irfan, dengan melakukan pemangkasan, terhadap ranting-ranting pohon yang sudah terlalu rimbun. Utamanya kepada pohon dengan KTP pohon kuning, atau tingkat keroposnya sudah di atas 30 hingga 50 persen.
Selain itu, sambung dia, juga dilakukan penebangan terhadap pohon yang kondisinya sudah rawan dan harus ditebang. Penebangan tersebut dilakukan terhadap pohon ber-KTP pohon merah, atau tingkat keroposnya sudah di atas 50 persen dan rawan tumbang.
“Kami akan terus berusaha dan berupaya untuk melakukan pemeliharaan pohon melalui pemangkasan dan penebangan. Namun ada beberapa hal yang diluar perkiraan atau kendali kami, jadi kami mohon agar masyarakat tetap selalu hati-hati, waspada apabila melintas di bawah pohon, apalagi waktu hujan dan angin besar,” tegasnya.