REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyelenggarakan Investment Forum Kalimantan Utara pada Rabu 13 Oktober 2021. Gelaran acara dilakukan secara daring, webinar yang dikombinasikan dengan talkshow.
Forum ini diselenggarakan dengan sejumlah pertimbangan, salah satunya merujuk pada laporan perekonomian Provinsi Kalimantan Utara yang disusun Bank Indonesia, Agustus 2021. Dari data itu terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada Kuartal II 2021 tumbuh 5,81 persen (year on year). Angka ini meningkat dari kuartal sebelumnya yang masih terkontraksi sebesar 1,91 persen (year on year).
Peningkatan kinerja perekonomian Kalimantan Utara pada kuartal II 2021 didorong oleh akselerasi kinerja seluruh lapangan usaha utama, yakni pertambangan, perdagangan dan konstruksi. Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi provinsi ini di Kuartal II 2021 terutama disebabkan oleh baiknya kinerja ekspor, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dan konsumsi rumah tangga.
Kalimantan Utara atau biasa disebut Kaltara merupakan provinsi termuda di Indonesia saat ini.Dengan luas wilayah seluas 75,467 kilometer persegi, ini setara dengan luas Provinsi Jawa Timur ditambah dengan 90 persen wilayah Jawa Tengah.
“Provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, utamanya adalah minyak bumi, gas alam dan batu bara, dan yang pasti energi baru terbarukan,” kata Gubernur Kalimantan Utara H. Zainal A. Paliwang.
Dari 17 sektor perekonomian Kalimantan Utara, menurut Gubernur Zainal, sektor pertambangan dan penggalian merupakan penopang utama ekonomi. Kemudian sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan lalu Konstruksi, serta Perdagangan dan selanjutnya industri Pengolahan. Dengan potensi seperti ini, Kalimantan Utara tengah bersolek untuk menarik investor.
Pertimbangan lain rencana Kaltara membuka diri untuk investasi adalah data Kementerian Investasi/BKPM yang menyatakan bahwa total realisasi investasi Indonesia di semester I/2021 mencapai Rp 442,8 triliun. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun atau 51,6 persen dari total realisasi investasi; dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 214,3 triliun atau 48,4 persen dari total realisasi. Ini menandakan tumbuhnya kepercayaan pelaku investasi global terhadap iklim investasi serta potensi ekonomi Indonesia
Yang lebih menarik, realisasi Investasi di pulau Jawa sebesar Rp 214,5 triliun dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 228,23 triliun. Dibanding 2020, terjadi percepatan investasi di Jawa sebesar 2,7 persen dan di luar Jawa sebesar 17,8 persen. Ini menandakan investasi langsung semakin tersebar.
Kalimantan Utara sendiri pada 2020 mencatat nilai investasi mencapai Rp 5,6 triliun. “Tahun 2021 ini nilai investasi yang masuk pada semester I sudah lebih Rp 2 triliun,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementrian Investasi/BKPM Indra Darmawan. Salah satu daerah potensialnya adalah wilayah Bulungan yang menjadi motor pengerak ekonomi di provinsi ini.