Kamis 07 Oct 2021 18:18 WIB

BPIP Ajak Pemuda Aktualisasikan Pancasila di Ruang Digital

Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan kita semua untuk saling menghormati

Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar seminar di Universitas Nusa Cendana Kupang Nusa Tenggara Timur Kamis, (7/9).
Foto: BPIP
Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar seminar di Universitas Nusa Cendana Kupang Nusa Tenggara Timur Kamis, (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar seminar di Universitas Nusa Cendana Kupang Nusa Tenggara Timur Kamis, (7/9). Seminar secara daring dan luring tersebut mengusung tema “Peran Generasi Muda dalam Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Melalui Media”.

Dalam sambutannya secara daring Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dr. Rima Agristina SH SE MM mengapresiasi kepada Universitas Cendana dalam kondisi Covid-19 ini sudah bersedia menjadi tuan rumah untuk bergotong royong dalam pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila melalui media terutama kepada mahasiswa sebagai generasi muda.

“Perkembangan saat ini sungguh sangat menggembirakan bagi kita semua karena kasus Covid-19 semakin menurun, meskipun demikian kita untuk tetap optimistis semangat dan bangkit untuk bisa bersama-sama melawan Covid-19 dan membangun Indonesia yang maju,” ucapnya.

Menurutnya generasi muda dan generasi milenial mengalami masa yang berbeda dengan generasi masa lalu, yang dihadapi generasi milenial dan generasi Z itu segala perkembangan dan dinamika global termasuk perkembangan teknologi atau perkembangan digital. “Diperlukan kearifan dan kebijaksanaan kita semua untuk saling menghormati sesuai dengan ajaran leluhur kita yaitu berdasarkan nilai-nilai Pancasila,” paparnya.

Ia menjelaskan sebagian generasi muda terkadang lupa bahwa ketika memasuki ruang digital seolah mereka berada di ruang yang penuh dengan kebebasan tanpa batas tidak ada lagi norma-norma yang mengikat atau yang harus dipatuhi sebagai suatu konsensus bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

“Kegiatan hari ini semoga memberikan pencerahan kepada kita semua memberikan masukan memberikan inspirasi namun yang lebih penting lagi menguatkan bagaimana beraktivitas di ruang digital dengan lebih arif dan bijaksana dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila,” tutupnya.

Sambutan Rektor Universitas Nusa Cendana yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr Siprianus Suban Garak MSc menegaskan Pancasila sebagai Ideologi merupakan harga mati. Dirinya bahkan berterimakasih kepada BPIP yang sudah menunjuk Universitas Nusa Cendana sebagai tempat sosialisasi pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila.

“Wawasan kebangsan sangat penting bagi kita karena kelebihan dari itu, kita jangan sampai tidak bisa membedakan mana Indonesia dan mana luar Indonesia,” ucapnya.

Ia menjelaskan pengarusutamaan menjadi tanggungjawab bersama seperti yang dilakukan Bung Karno saat menjualnya dengan para pendiri bangsa lainnya. “Kami merasa bertanggung jawab untuk kembali mengkaji nilai-nilai demokrasi Pancasila yang diletakan Bung Karno, kita harus berperan aktif untuk mengaktualisasikannya," ujarnya.

Dirinya juga mengajak kepada generasi muda untuk menghayati penggalan-penggalan pidato Bung Karno saat pidato 1 Juni 1945 atau bertepatan dengan hari lahir Pancasila.

“Saya mengajak kepada kita semua untuk menghayati penggalan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, sebagai berikut, Negara Indonesia bukan untuk satu orang bukan satu untuk satu golongan walaupun golongan kaya, tetapi kita mendirikan sebuah negara buat semua satu buat semua semua buat satu,” paparnya.

Ia bahkan mendorong pemerintah untuk segera memberlakukan mata pelajaran atau mata kuliah wajib Pancasila kepada generasi muda saat ini karena dinilai sangat diperlukan. “Karena kami mencatat bahwa saat ini hampir tidak ada lagi sekolah kampus yang mengajarkan nilai-nilai dasar Pancasila kepada anak didiknya, maka dari itu materi tersebut haru kembali ada,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement