REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik menuturkan, harga tarif parkir yang mahal akan memberikan kesan negatif kepada para wisatawan. Cara-cara seperti itu juga diyakini bisa berimbas pada turunnya minta wisatawan untuk berwisata ke objek wisata.
"Kalau pengalamannya negatif, maka kunjungan juga bisa berkurang. Ini harus kita antisipasi bersama, karena pariwisata ini akan merupakan salah satu sektor yang penting untuk kebangkitan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Tarif parkir mahal, imbasnyajumlah kunjungan pun menurun dan berdampak pada ekonomi masyarakat," kata Dedi, Selasa (12/10).
Sebelumnya beredar video tiga warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang mematok tarif parkir Rp 150 ribu untuk kendaraan bus di objek wisata Farmhouse. Pihaknya mengakui hal tersebut banyak terjadi di daerah tujuan wisata di Jabar, terlebih ia pernah menemukan tarif parkir kendaraan sebesar Rp 150 ribu di salah satu objek wisata yang dikelola bersama dengan warga setempat di wilayah Jabar Selatan.
"Jadi saat itu kami panggil pengelola, aparat keamanan desa, masyarakat, karang taruna. Kita tekankan kalau mau jualan di tempat wisata tidak boleh sampai mahal-mahal apalagi sampai malak, kita berikan teguran," ujarnya.
Dedi Taufik mengimbau supaya para pengelola objek wisata dan warga bisa bersinergi dan saling mendukung roda ekonomi terus berjalan di sektor pariwisata. Sebelumnya, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pengunjung mengeluhkan harga parkir bus yang mencapai Rp 150 ribu di kawasan wisata Farmhouse dan The Great Asia Afrika, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (10/10).
Video tersebut diunggah sejumlah akun Instagram di antaranya @andreli48 dan @Infobandung. "Masih ada beberapa parkiran di kawasan Farmhouse Lembang dengan tarif Rp 150 ribu," katanya.