Senin 11 Oct 2021 21:45 WIB

Cerita Warkina Lulus Seleksi Guru PPPK: Ini Jalan dari Allah

Warkina akhirnya lulus seleksi guru PPPK setelah 16 tahun menjadi guru honorer.

Warkina (43), seorang pegiat literasi yang juga guru honorer di SMPN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon, lulus tes PPPK.
Foto: Dokumen Pribadi
Warkina (43), seorang pegiat literasi yang juga guru honorer di SMPN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon, lulus tes PPPK.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lilis Sri Handayani

Pengumuman hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), menghadirkan kegembiraan bagi para guru honorer yang dinyatakan lulus. Salah satunya adalah Warkina (43), seorang guru honorer di SMPN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon.

Baca Juga

Warkina dinyatakan lulus menjadi PPPK setelah 16 tahun mengabdi sebagai guru honorer, masing-masing lima tahun sebagai guru honorer di sekolah dasar (SD) dan 11 tahun di SMP.

"Alhamdulillah, tidak menyangka," ujar Warkina kepada Republika, Senin (11/10).

Warkina baru kali ini mengikuti tes tersebut dan langsung dinyatakan lulus. Saat menjalani tes itu, dia mengaku tidak pernah memikirkan bakal lulus.

"Ya nothing to lose saja," tutur Warkina.

Alih-alih memikirkan lulus atau tidak dalam tes PPPK, Warkina lebih memilih untuk terus mengabdikan dirinya sebagai pegiat literasi. Hal itu seperti yang sudah dimulainya sejak 2009, dengan membuka perpustakaan dan menyediakan buku-buku pribadinya untuk dibaca oleh para tetangganya secara gratis.

Warkina pun membuat Gerakan Sadar Membaca untuk lebih meningkatkan minat baca masyarakat secara lebih luas. Selain membuka perpustakaan atau Layanan Masyarakat Baca 'Pado Maco' di rumahnya, dia juga menerapkan sistem jemput bola. Caranya, dia berkeliling desa dan mendatangi tempat-tempat keramaian, seperti misalnya pasar malam, untuk mendekatkan buku kepada masyarakat.

Untuk membiayai kegiatan itu maupun membeli buku-buku, Warkina harus merogoh kocek pribadinya. Padahal, honornya sebagai guru honorer hanya sekitar Rp 600 ribu per bulan.

Dengan honor sebesar itu, Warkina sebenarnya kesulitan meski sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi istri dan ketiga anaknya. Namun, selalu ada pihak yang peduli pada ketulusannya untuk mencerdaskan masyarakat.

Tak jarang, perhiasan milik istri Warkina juga harus keluar masuk ke Pegadaian. Semua itu direlakannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya buku dan pendidikan.

Selain menyediakan buku bacaan secara gratis, Warkina juga membuka pendidikan anak usia dini (PAUD). Dia juga memberikan pengajaran membaca bagi masyarakat yang buta huruf, terutama ibu-ibu.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, upaya Warkina dalam menggiatkan literasi di tengah masyarakat sedikit terhambat akibat adanya larangan berkerumun. Namun, dia tak pernah berhenti dan terus berinovasi agar masyarakat bisa tetap dekat dengan buku.

Salah satu yang dilakukan Warkina adalah mengadakan program Jumat Berkah, dengan pembagian bubur kacang hijau secara gratis. Di samping 'gerobak berbagi' bubur kacang hijau itu, dia menggelar lapak buku bacaan.

Selain bisa berbagi kepada masyarakat melalui bubur kacang, Warkina juga mempersilakan mereka yang datang untuk membaca buku-buku bacaan yang telah disiapkannya.  

"Gerobak berbagi bubur kacang hijau sudah berlangsung hampir setahun ini, sampai sekarang," tutur pria yang pernah memperoleh Anugerah Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2017 Bidang Pendidikan itu.

Tingginya minat membaca yang dimiliki Warkina, yang kemudian ditularkannya kepada masyarakat, telah mengantarkannya menjadi pribadi yang berwawasan luas. Hal itu juga yang menjadi bekalnya saat mengikuti tes PPPK hingga akhirnya dinyatakan lulus.

"Alhamdulillah, ini jalan dari Allah SWT," tutur Warkina.

Selain banyak membaca berbagai buku, sebelum melaksanakan tes PPPK, Warkina juga mengikuti try out melalui daring. Hal itu semakin memantapkannya dalam mengikuti tes tersebut.

Warkina mengaku sangat bersyukur bisa lulus dalam tes PPPK. Dia berharap, posisinya sebagai PPPK bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya sekaligus etos kerja dan kiprahnya dalam mencerdaskan masyarakat.

Pada Ahad (10/10), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, meminta guru honorer yang lolos seleksi PPPK pada 2021 untuk membantu guru-guru honorer lain yang belum lolos. Itu dapat dilakukan dengan berbagi inspirasi dan strategi.

"Saya juga minta tolong untuk mendukung dan membantu para guru yang belum lulus dengan berbagi inspirasi dan strategi," ujar Nadiem dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad.

Hal tersebut Nadiem sampaikan usai mendengar guru-guru yang lulus seleksi PPPK 2021 menerangkan strategi mereka. Nadiem menyatakan, strategi dan upaya-upaya mereka untuk lulus seleksi tersebut dapat menjadi masukan dan juga tips berharga bagi para guru yang belum lolos tahap pertama.

"Ini adalah masukan dan tips berharga untuk para guru yang belum lulus tahap pertama. Bahwa persiapan dan strategi itu sangat penting, berusaha semaksimal mungkin agar bisa lulus dengan mencari ilmu dari berbagai sumber," ungkap Nadiem.

photo
Berikut siswa-siswa yang dilarang ikut PTMT. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement