Selasa 12 Oct 2021 00:15 WIB

Fadli Zon Desak Densus 88 Dibubarkan, Polri: Tidak Dengar

Densus 88 pun tak terganggu dengan dorongan pihak-pihak tertentu.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus Yulianto
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
Foto: Antara
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian (Mabes Polri) bergeming dengan ucapan politikus Gerindra Fadli Zon yang meminta agar Datasemen Khusus (Densus) Anti-teror 88 dibubarkan. Kepala Bagian (Kabag) Penerangan Umum (Penum) Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan mengatakan, pihaknya tak perlu mendengar ungkapan-ungkapan dari para politikus, yang tak memahami kinerja penanganan terorisme oleh kepolisian.

“Jadi, kita bergeming dengan apa yang disampaikan. Kita (Densus 88) tetap bekerja, demi menyelamatkan bangsa ini, dari aksi terorisme,” ujar Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/10). 

Kata dia, Densus 88 pun tak terganggu dengan dorongan pihak-pihak tertentu, terkait dengan penilaian anggota Komisi I DPR RI tersebut. “Kami tidak mendengarkan hal-hal tersebut, dan kami tetap melakukan upaya-upaya dalam penegakan hukum terhadap terorisme di Indonesia,” ujar Ramadhan.

Pernyataan Ramadhan tersebut, sebetulnya merespons kritik keras dari Fadli Zon. Lewat akun twitternya, pekan lalu, Fadli Zon mengatakan, tim anti-terorisme Polri, Densus 88 yang mempraktikkan watak-watak Islamfobia dalam penindakan terorisme di dalam negeri. Menurut Fadli Zon, sejatinya terorisme adalah musuh bersama. Akan tetapi, penanggulangan terorisme yang dilakukan Densus 88 sudah menjadi komoditas.

Sebab itu, lewat akun media sosialnya itu, Fadli Zon menyarankan, agar Densus 88 dibubarkan saja. “Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas,” kata Fadli Zon, Selasa (5/10).

Baca juga : Pengamat LIPI: Apa Betul Prabowo Masih Berniat Nyapres?

Kritik Fadli Zon itu sebetulnya menanggapi pernyataan Direktur Pencegahan Densus 88, Kombes M Rosidi, yang mengomentari tentang kemenangan kelompok Taliban di Afganistan. Kata Rosidi, kemenangan Taliban akan menjadi sarana propaganda kelompok-kelompok terorisme di Indonesia.

Fadli Zon, pun melanjutkan kritiknya, dan menyarankan agar Densus 88 dibubarkan karena terbukti hanya menyasar kelompok Islam sebagai bentuk Islamphobia. Pernyataannya itu, dengan mengkritik Densus 88 yang tak pernah diterjunkan ke Papua, maupun Papua Barat untuk menangani aksi-aksi sepihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Padahal menurut dia, pemerintah sendiri yang mengumumkan KKB sebagai kelompok terorisme. 

“Densus 88 tak ditugaskan menghadapi KKB Papua. Kenapa?,” tanya Fadli. 

Terkait hal tersebut, Kombes Ramadhan mengatakan, kinerja Densus 88, yang tak diukur cuma dari aksi-aksi penindakan. Melainkan, kata dia, juga harus melihat upaya-upaya pencegahan dalam penanggulangan terorisme.

“Kita lihat upaya-upaya yang dilakukan Densus 88. Sejak berdirinya Densus sudah melakukan upaya-upaya yang banyak. Dan upaya-upaya tersebut juga tidak hanya melakukan upaya penindakan hukum, tapi upaya deradikalisasi,” terang Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement