Senin 11 Oct 2021 16:41 WIB

Ibadah Yahudi di Al Aqsa dan Penggusuran Kuburan Muslim

Pengadilan Israel sempat membolehkan umat Yahudi beribadah di Kompleks Al Aqsa.

Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)
Foto:

Pada Ahad (10/10), Israel menghancurkan pemakaman umat Muslim di dekat masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. Beberapa makam di Pemakaman Al-Yusufiye dekat masjid Al Aqsa dihancurkan oleh kendaraan berat.

Dilansir Anadolu Agency, Senin (11/10), warga Palestina melaporkan tentang sejumlah tulang yang ditemukan di area pemakaman selama operasi pembongkaran. Direktur eksekutif Komisi Perlindungan Makam Muslim, Ahmed al-Dajani, mengatakan, pengadilan Israel telah memberikan izin kepada Direktorat Arkeologi Israel untuk bekerja di lokasi yang dekat dengan kuburan.

Al-Dajani mengatakan, di antara makam yang dihancurkan adalah makam orang-orang Muslim yang menjadi martir dalam konflik antara 1948 dan 1967. Dia menegaskan, bahwa Israel akan menghadapi tindakan hukum sebagai tanggapan atas pembongkaran makam tersebut.

Al-Dajani mengatakan, Israel berencana untuk membangun sebuah taman dekat dengan Pemakaman Al-Yusufiye. Pemakaman Al-Yusufiye terletak di sebelah tembok yang mengelilingi Kota Tua. Ini adalah salah satu pemakaman Muslim tertua di Yerusalem yang diduduki.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yerusalem berusaha untuk menghancurkan tangga bersejarah yang mengarah ke Kota Tua dan Masjid Al Aqsa. Tetapi langkah itu kemudian dicegah oleh warga Palestina.

Tidak hanya menggusur pemakaman Muslim, polisi Israel juga menggerebek rumah Imam Masjid Al Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, di Yerusalem Timur pada Ahad (10/10), dan memanggilnya untuk diinterogasi. Dilansir Anadolu Agency, dalam sebuah pernyataan, Perhimpunan Tahanan Palestina mengatakan, polisi menyerahkan perintah kepada Sabri untuk datang dan diinterogasi di pusat penahanan al-Masqubiyya di Yerusalem Barat.

LSM tersebut mengatakan, ulama Palestina itu akan diinterogasi oleh dinas keamanan internal Israel, Shin Bet. Belum ada informasi terkait penyebab pemanggilan tersebut. Tidak ada komentar dari polisi Israel atas laporan tersebut.

Berbicara kepada media lokal, Sabri mengatakan, dia mungkin akan ditanyai tentang keputusan pengadilan Israel pekan lalu yang mengizinkan doa bagi orang Yahudi di dalam kompleks Masjid Al Aqsa.

"(Keputusan Israel) ini ditolak oleh kita semua karena Masjid Al Aqsa khusus untuk umat Islam," kata dia.

Pihak berwenang Israel telah menangkap ulama berusia 82 tahun itu beberapa kali di masa lalu dan bahkan melarangnya memasuki Masjid Al Aqsa selama beberapa bulan.

Dalam kunjungannya ke Israel, Ahad (10/10), Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

“Saya pikir pada titik ini, bahkan jika pada tahap ini tampaknya hampir tidak ada harapan, gagasan solusi dua negara tidak boleh diambil dari meja, tidak boleh dikubur. Warga Palestina harus dapat hidup dengan aman dalam negara,” kata Merkel dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

Merkel pun menyoroti tentang perkembangan proyek permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Menurutnya hal itu tak membantu proses perdamaian.

Bennett segera menentang penilaian Merkel. Politisi sayap kanan itu tetap pada pendiriannya, yakni menolak pembentukan negara Palestina.

“Berdasarkan pengalaman kami, arti negara Palestina berarti sangat mungkin akan ada negara teror, kira-kira tujuh menit dari rumah saya dan dari hampir semua titik di Israel,” ucap Bennett.

photo
Israel siksa tahanan perempuan Palestina - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement