Senin 11 Oct 2021 16:21 WIB

Festival Lima Gunung 2021 Digelar di Gunung Andong

Festival tahunan secara mandiri itu diikuti 50 seniman, terutama dari dusun setempat.

Sejumlah penari anggota komunitas lima gunung menampilkan kolaborasi tari Peradaban Desa saat Festival Lima Gunung (FLG) XX sesi lima di tengah perladangan kawasan lereng gunung Andhong Dusun Mantran, Girirejo, Ngablak, Magelang, Jateng, Ahad (10/10/2021). Pentas FLG XX dengan tema Disrupsi Peradaban Desa yang digelar di tengah ladang guna menghindari kerumunan warga pada masa pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah penari anggota komunitas lima gunung menampilkan kolaborasi tari Peradaban Desa saat Festival Lima Gunung (FLG) XX sesi lima di tengah perladangan kawasan lereng gunung Andhong Dusun Mantran, Girirejo, Ngablak, Magelang, Jateng, Ahad (10/10/2021). Pentas FLG XX dengan tema Disrupsi Peradaban Desa yang digelar di tengah ladang guna menghindari kerumunan warga pada masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Festival Lima Gunung XX/2021 putaran kelima digelar kalangan seniman petani di lahan pertanian hortikultura kawasan Gunung Andong, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dengan menerapkan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19.

Festival tahunan secara mandiri itu digelar Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang di areal pertanian hortikultura Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak diikuti sekitar 50 seniman, terutama dari dusun setempat.

Hadir pada festival putaran kelima itu, antara lain Kepala Desa Girirejo Slamet Riyadi, Kadus Mantran Wetan Handoko, budayawan dan perintis Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut, dan pimpinan Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang Muhammad Nafi.

Para seniman memulai rangkaian festival dengan arak-arakan melewati jalan desa yang sudah dicor semen, jalan penghubung Ngablak-Grabag di tengah dusun setempat, jalan setapak di areal pertanian hortikultura hingga berakhir di tempat pergelaran di lahan sayuran milik Ketua KLG Supadi Haryanto dengan latar belakang Gunung Andong.

Seorang penari menunggang kuda dalam arak-arakan tersebut diiringi para penari jaran kepang. Mereka yang ikut dalam acara di lahan pertanian hortikultura dengan tiga mata air di sekitarnya, yakni Ngrowo, Tulangan, dan Curah itu, antara lain seniman Sanggar Andong Jinawi Mantran Wetan, Sanggar Domsuntil Warangan, Sedalu Art and Culture Community Boyolali, New Asmara Entertain Secang, dan sejumlah penari dari beberapa tempat, seperti Nungky Nur Cahyani (Purwarejo) dan Venny (Subang).

Masing-masing mengenakan masker dalam seluruh rangkaian acara mulai pukul 09.00-11.00 WIB.Tema besar FLG XX/2021 "Peradaban Desa", sedangkan pada putaran kelima dengan subtema "Disrupsi Desa Kontemporer Tradisi Maya".

Putaran pertama festival pada 21 Mei 2021 di sumber air Tlompak Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kabupaten Magelang, putaran kedua pada 29 Agustus 2021 di areal persawahan padi Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, putaran ketiga pada 12 September 2021 Sungai Gendu Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, putaran keempat pada 29 September 2021 di Studio Mendut, Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid.

Dalam festival putaran kelima di Dusun Mantran Wetan, para seniman selain melakukan performa seni, juga menyuguhkan tembang jawa dan kidung doa. Penyair KLG Haris Kertorahardjo membacakan puisi panjang karyanya dengan judul "Matematika Air Desa" diiringi gamelan ditabuh seniman Sanggar Andong Jinawi.

Para seniman juga membawakan tarian jaran kepang berkolaborasi dengan para seniman melakukan performa seni. Iringan gamelan menyemarakkan seluruh perhelatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement